بسم الله الرحمن الرحيم
Saudaraku,
tentang Khilafah Islamiyah sebenarnya bukan hal yang patut untuk di pertanyakan
lagi, karena banyak hadits yang menjelaskan tentang hal tersebut, diantaranya
hadits yang diriwayatkan Nu'man bin Basyir r.a. Rasulullah SAW bersabda :
"Masa
Kenabian itu berlangsung di tengah-tengah kalian selama yang dikehendaki oleh Allah,
kemudian Dia mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian
berlangsung masa khilafah di atas manhaj kenabian selama yang dikehendaki oleh Allah,
kemudian Dia mengangkatnya apabila Allah menghendaki untuk mengangkatnya.
Kemudian berlangsung masa kerajaan yang menggigit selama yang dikehendaki oleh Allah,
kemudian Dia mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.
Kemudian berlangsung masa kerajaan yang sewenang-wenang selama yang dikehendaki
oleh Allah, kemudian Dia mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk
mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah di atas manhaj kenabian." Kemudian beliau diam. {HR. Ahmad
IV/273, Al-Baihaqi}
Namun meskipun
demikian, tidak ada salahnya kita mencoba mengkaji tentang ‘bagaimana’
kira-kira khilafah itu nanti bisa terwujud (akan terwujud), agar hilang
keragu-raguan kita tentang hal tersebut, sehingga bertambahlah ketundukan dan
ketaatan kita kepada-Nya. Amin.
Penjelasan
pertama
Khilafah adalah
mimpi indah yang pasti akan terwujud, namun sebaliknya, ia adalah mimpi buruk
yang menakutkan hati orang-orang munafik, zindik dan kaum kuffar. Maka dengan
segala daya upaya, - melalui gazwul
fikri (perang pemikiran) - mereka berusaha untuk membendungnya, salahsatunya
dengan menghembuskan keragu-raguan umat terhadap janji khilafah dari Allah dan
Rasul-Nya. Sehingga umat akan melemah dan tidak memiliki optimisme dalam
memperjuangkannya. Dan seharusnya
-sebagaimana kita memahami khilafah sebagai bagian dari perjuangan dakwah islam -
hendaknya setiap analisa, pendapat atau pernyataan yang menyerang umat dalam mewujudkan khilafah, harus
dipahami sebagai konsekuensi dari sebuah
perjuangan/perang pemikiran.
Penjelasan
kedua
Pembuatan analogi
(permisalan) untuk mendekatkan pemahan pada objek bahasan adalah baik dan biasa
dilakukan. Tetapi, apabila analoginya kurang tepat, justru akan menggelincirkan
dan memelencengkan pemahaman dari tujuan bahasan. Antara Dino dan khilafah
mungkin dapat dikatakan sama-sama ‘produk’ masa lalu,tetapi dalam konteks ini, sangat tidak tepat kalau
khilafah dianalogikan dengan Dinosaurus. Bukankah Dinosaurus sudah musnah dan
tinggal fosil, dan tidak dilahirkan kembali ? Tapi manusia beriman, muslim
militan, mujahid dakwah yang akan
menjadi sendi tegaknya khilafah masih eksis hingga sekarang. Bukankah calon
khalifah setiap saat bisa lahir dari rahim kaum hawa ?
Penjelasan
ketiga
Harapan atau
keinginan pada dasarnya terbagi menjadi tiga, yaitu keinginan yang berupa
cita-cita, utopia dan yang mustahil
diwujudkan (impossible). Kita harus
membedakan antara cita-cita,
utopia (khayalan) dan impossible (sesuatu yang mustahil). Pengertian cita-cita
adalah sesuatu yang secara realitas bisa untuk diraih atau diwujudkan.
Contohnya; bila ada seorang anak yang berkeinginan menjadi pilot, maka itulah
cita-cita. Sedangkan utopia (khayalan) adalah sesuatu yang sangat kecil
kemungkinan untuk diwujudkan. Contohnya ; bila ada anak lumpuh lagi buta
berkeinginan ingin jadi presiden,tidak
salah apabila kita katakan, “dia sedang berkhayal.” Karena ini hampir tidak
mungkin, tapi bukan berarti mustahil, karena fakta telah terjadi bahwa Ahmad
Yasin, seorang yang lumpuh, pernah memimpin Hamas, dan Gus Dur, seorang yang
buta pernah jadi presiden. Demikianlah, karena tipisnya perbedaan antara utopia
dan sesuatu yang impossible, sering orang menyamakan makna keduanya.
Lalu pengertian
keinginan yang bersifat Impossible
adalah sesuatu yang mustahil untuk terjadi. Misalnya saja, jika ada seorang
nenek yang ingin kembali muda belia, atau ada manusia ingin menjadi malaikat,
karena ini tidak pernah terjadi dan tidak akan mungkin terjadi.
Maka kemudian, kita tinggal menempatkan,
apakah khilafah itu cita-cita, utopia atau keinginan yang mustahil ? ternyata
ia bukan sesuatu yang mustahil
(imposibble), karena ia pernah terjadi dan perangkat penunjang terwujudnya
kembalin ya khilafah masih ada. Persoalannya tinggal; apakah ia cita-cita
ataukah utopia.
Bila di katakan
cita-cita mungkin bukan(belum ?), karena – sebagaimana gambaran dari penanya -
untuk menyatukan gerakan dakwah saja sangat sulit. Apalagi menyatukan
masyarakata antar pulau, negara dan dunia. Mungkin dapat dikatakan khilafah
belum dalam taraf cita-cita dengan melihat realitas saat ini. Maka
kesimpulannya, keinginan umat untuk tegaknya khilafah adalah sesuatu yang masih
berupa utopia, dia akan beralih secara drastis atau pun gradual menjadi
sebuah cita-cita yang akan terwujud, bila perangkat umat berupa kualitas dan kuantitas sudah memungkinkan. Apalagi
masalah khilafah sudah menjadi janji dan penghabaran dari Allah dan Rasul-Nya.
“Kemudian akan
ada khilafah di atas manhaj kenabian." { HR. Ahmad }
Bila demikian
halnya, maka khilafah bukan lagi berupa cita-cita yang akan mungkin terjadi,
tetapi ia adalah sesuatu yang pasti terjadi !
Penjelasan
keempat
Saudaraku, Untuk
membuat semacam reka futuristik -yaitu bagaimana kira-kira ‘jalan’ terwujudnya
khilafah itu nanti- mungkin tidak terlalu sulit. Misalnya; kita mengetahui
bahwa Titik krusial dari tegaknya khilafah adalah diba’iahnya seorang khalifah
oleh umat, dan umat meskipun terkotak-kotak dalam harakah yang berbeda, tetapi
sangat tergantung kepada tokoh-tokohnya. Dan perlu diingat, bahwa tokoh dari
setiap harakah tidaklah banyak. Bila tokoh yang hanya segelintir itu sudah
sampai pada titik kesadaran dan kemudian memba’iah khalifah, sudah pasti umat
dibelakangnya akan mengikutinya. WAllahu’alam.
Meskipun sebenarnya
boleh jadi hal ini terjadi sebaliknya, karena ini hanyalah sebuah sketsa
imajinatif saja. Khilafah bisa saja terwujud melalui sebuah revolusi (perubahan
mendadak), atau evolusi (perubahan bertahap), atau mungkin tidak kedua-duanya.
Karena bila berbicara kemungkinan, hampir tidak ada yang tidak mungkin. Jangan
terpaku dan termangu dengan kebekuan dan kebuntuan yang kita hadapi saat ini.
Karena apabila kita berbicara tentang
realitas (situasi dan kondisi), hanya orang dungu yang menyangka realitas tidak
bisa berubah secara ekstrim, baik dalam jangka pendek apalagi panjang. Dan
sejarah telah memperlihatkan itu.
Penjelasan
kelima
Ada sebagian orang
yang melontarkan pernyataan bahwa khilafah (pemerintahan global) sudah tidak
realistis lagi dizaman sekarang. Sungguh ini adalah ucapan yang buruk, sebuah
hasil pemikiran dari otak yang kerdil dan jiwa yang berpenyakit. Mari kita coba
bandingkan, realistis mana mendirikan pemerintahan global (khilafah) di era
‘merpati pos’ dengan era ‘electronic mail’ seperti sekarang ini? Masuk akal
mana mewujudkan pesatuan umat tanpa skat antara zaman ‘busur panah’ dengan
zaman ‘rudal balistik’ ? Bila dizaman ‘serba susah’ sebuah pemerintahan global
bisa diwujudkan hampir 1000 tahun lamanya, lalu bagaimana dengan zaman serba ’mudah’
seperti sekarang ? Dunia sekarang ini
tak ubahnya sebuah kampung,
karena globalisasi dan interaksi yang sudah tanpa batas. Maka dalam
keadaan seperti ini, kebutuhan dunia kepada pemimpin tunggal tak terelakkan
lagi, karena tidak mungkin komunitas global bisa stabil tanpa satu pucuk
pimpinan peradaban. Hanya masalahnya ialah, kita ingin dipimpin oleh siapa,
Amerika dengan HAM dan demokrasinya atau Khilafah dengan syariat dan syura’nya.
Jika mereka kaum munafiqin, zindik dan kuffar memilih Amerika silahkan, …tapi
jangan katakan pilihan kita tidak realistis !
Demikian
saudaraku, semoga jawaban ini bisa ‘menenangkan’ hati setiap orang yang
beriman. Amin. Wallahu’alam bis Shawab.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ
آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ
كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ
الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan beramal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun
dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik.”
{24:55}
sumber : www.awwam.co.id. Mafahim dll
0 comments
Post a Comment