Mengenal Tuhan

بسم الله الرحمن الرحيم


Dalam teori materi dikatakan, bahwa untuk mengenal sesuatu /benda di butuhkan 3 cara yaitu :
Yang pertama , dengan cara melihat langsung sesuatu atau benda tersebut. Misalnya, bila kita ingin mengetahui dan mengenal lebih jauh tentang gajah afrika, kita harus datang ke Mesir, Libya atau Maroko untuk melihat gajah tersebut secara  langsung. Karena hanya disanalah hewan yang di maksud dapat ditemui dan diamati.
Yang kedua, dengan melihat sampelnya atau contohnya. Apabila cara pertama tidak bisa kita lakukan, misalnya terkendala dana untuk pergi ke tempat dimana gajah afrika hidup, kita bisa menempuh cara yang kedua yaitu dengan melihat hewan serupa di kebun binatang. Akan kita temui disana hewan yang bernama gajah yang sangat mungkin membantu kita mengenal lebih dekat gajah afrika tanpa harus pergi ke Afrika.
Cara ketiga, dengan merujuk  sumber yang valid tentang sesuatu atau benda tersebut. Ternyata anda tidak perlu berlelah-lelah untuk pergi ke kebun binatang atau bahkan sampai keluar negeri hanya sekedar mengenal gajah afrika tersebut. Anda bisa ke perpustakaan , silahkan baca buku-buku referensi tentang gajah afrika, disana anda akan menemukan informasi tentang gajah dengan sedetail-detailnya.
Saudaraku, teori diatas mari kita kiaskan dalam upaya kita mengenal Tuhan. Yaitu kita coba dengan cara pertama, kedua dan ketiga.
Cara pertama, yaitu dengan melihat Allah langsung. Bisakah ? Jawabannya jelas, tidak bisa. Karena Tuhan tidak bisa dilihat oleh mata manusia yang memiliki kemampuan sangat terbatas ini.  Bagaimana dengan cara kedua, yaitu dengan melihat sampel Tuhan ? Cara kedua inipun tidak bisa kita lakukan untuk mengenal Tuhan, karena ternyata tidak ada satupun  yang serupa dengan-Nya. Kalau demikian, hanya tersisa satu cara, yaitu cara ketiga : merujuk kepada sumber yang valid tentang Tuhan. Cara inilah yang paling mungkin bisa kita terapkan untuk mengenal identitas Tuhan.
Referensi tentang Tuhan adalah kita-kitab suci agama. Dan sudah ma’fum kita ketahui, bahwa antara kitab suci yang satu dan yang lain telah memberikan info yang berbeda bahkan bertentangan tentang ‘sosok’ Tuhan.  Manakah sumber yang paling falid diantara agama-agama  tersebut dalam menginformasikan jati diri Tuhan ? Tidak mungkin, khabar yang saling bertentangan akan dibenarkan kesemuanya.
Sebelum kita menentukan mana diantara agama  tersebut yang membawa informasi yang benar tentang ketuhanan, mari kita simak penjelasan dan konsep ketuhanan dari masing-masing agama sebagai berikut :
Konsep ketuhanan Kristen
Agama Nashrani atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebut-an agama Kristen adalah salah satu agama yang mengaku-aku monotheis-me, namun dalam kenyataannya ajaran Kristen adalah polytheisme, yaitu ketika kita melihat konsep aqidah mereka yang dikenal dengan Trinitas atau Tritunggal.
Nashrani berasal dari kata Nazharet yaitu tempat kelahiran Nabi ‘Isa ? . Sedangkan kata Kristen berasal dari Kristus “ Juru Selamat “ yang merupakan sebutan yang dikarang secara dusta oleh Saulus dan pa-ra pengikutnya.
Agama Kristen telah terpecah jadi puluhan agama baru, dari yang sifatnya besar dan mendunia hingga yang lokal dan kurang populer. Se-tiap agama pecahannya pasti mengkafirkan agama pecahan yang lainnya pula. Dan secara umum, agama Kristen terbagi menjadi tiga agama baru, yang masing-masing memiliki gereja dan tokoh agama sendiri-sendiri. Ketiga agama terbesar dari lingkup agama Kristen ini yaitu : Katholik, Or todox dan Protestan. Meskipun mereka berbeda dalam tempat ibadah dan pimpinan spiritualnya, bahkan dalam injilnya, namun mereka semua sepa kat dengan prinsip ajaran trinitas atau tritunggal.

Agama Katholik adalah agama Kristen yang paling tua. Katholik sendiri berarti orang-orang umum, karena mereka mengaku-aku sebagai induk segala gereja dan penyebar missi satu-satunya di dunia. Disebut pu la dengan Gereja Barat atau Geraja Latin, karena mereka mendominasi Eropa Barat, yaitu mulai dari Italia, Belgia, Prancis, Spanyol, Portugal dan lain-lainnya. Disebut juga sebagai Gereja Petrus atau Kerasulan kare- na mereka mengaku-aku bahwa yang membangun agama mereka adalah Petrus, murid Nabi ‘Isa ? yang paling senior.

Agama Katholik meyakini bahwa Roh Qudus tumbuh dari Tuhan Bapa dan Anak secara bersamaan. Mereka juga berkeyakinan bahwa Tu-han Bapa dan Tuhan Anak memiliki kesempurnaan yang sama. Bahkan mereka meyakini bahwa Yesus atau Tuhan Anak ikut bersama-sama de-ngan Tuhan Bapa mencipta langit dan bumi.

Adapun agama Ortodox yang disebut pula sebagai Gereja Timur atau Gereja Yunani adalah agama Kristen yang menyempal dari Kristen Katholik pada tahun 1054 M. Agama Ortodox meyakini bahwa Roh Qu-dus hanya tumbuh dari Tuhan Bapa saja, dan mereka meyakini bahwa Tu han Bapa lebih utama daripada Tuhan Anak.
Sedangkan agama Protestan adalah pengikut Martin Luther yang menyempal dari agama Katholik karena menganggap banyak hal yang ti-dak masuk akal dari agama Katholik. Disebut Protestan karena sikap me-reka yang memprotes Gereja Lama atau kaum Katholik. Mereka menye-but dirinya dengan Gereja Penginjil karena pengakuan mereka yang ha-nya mau mengikuti Injil semata. Terkadang mereka disebut dengan Kris-ten saja. Agama Protestan di antara agama yang melarang membuat pa-tung dan gambar untuk disembah. Walaupun demikian, mereka tetap meyakini ajaran trinitas yang intinya adalah Tuhan itu satu tetapi terdiri dari tiga oknum.
Secara garis besarnya, agama Kristen meyakini bahwa Nabi ‘Isa atau Yesus adalah Anak Tuhan. Oleh karena itu murid-murid Yesus mere ka yakini sebagai Rosul. Bahkan Saulus atau Paulus atau Bulus, yaitu mu suh besar Nabi ‘Isa ? yang sangat bernafsu menangkap dan menyalib Nabi ‘Isa serta banyak menyiksa dan menangkapi para pengikut Nabi ‘Isa juga ikut diyakini sebagai Rosul. Hal ini karena tipu dayanya yang mengatakan kepada orang-orang Nashrani bahwa dia mendapat wahyu da ri Yesus untuk meneruskan ajarannya dan Yesus menamainya dengan Bu lus. Padahal tidak ada seorang nabi pun yang memiliki masa lalu yang ke lam, yaitu mantan musuh Allah dan Rosul-Nya. Tipu daya Saulus sema- kin sempurna dengan menyusupkan orang-orangnya ke dalam deretan ro-haniawan Kristen, seperti Lucas dan lain-lainnya. Melalui orang-orang- nya ini akhirnya Saulus berhasil merubah Injil dan memasukkan faham trinitas ke tengah-tengah umat Nashrani.
Dalam sejarah ketuhanan kaum Nashrani, penuhanan Yesus baru dilakukan pada akhir Abad II Masehi. Kemudian pada Konsili di Necea tahun 325 Tuhan Anak disejajarkan dengan Tuhan Bapa. Selanjutnya pa- da Abad III Roh Qudus dipertuhankan. Pada konsili di Ephese Bunda Ma ria disejajarkan dengan Trinitas oleh penganut Katholik. Begitulah seja- rah ketuhanan dalam agama Kristen.
Konsep ketuhanan agama Kristen secara kesuluruhan adalah tidak masuk akal, bahkan masing-masing tokoh agama mereka memiliki penaf-siran yang berbeda tentang Trinitas ini. Sehingga banyak yang menyebut konsep Trinitas sebagai teka-teki yang tidak pernah terjawab atau rahasia yang tidak pernah terungkap tuntas.

Lebih jauh daripada itu, keyakinan mereka terhadap Trinitas bila dihubungkan dengan keyakinan adanya dosa warisan, yaitu dosa yang mesti ditanggung seluruh anak-anak Adam karena Adam dan Hawa telah memakan buah terlarang di syurga, kemudian untuk menebus dosa wari-san ini maka Yesus Tuhan Anak diturunkan ke dunia untuk menebusnya dengan cara disalib. Dan anehnya, ketika Yesus hendak disalib, dia berka ta : “Tuhan kenapa Engkau tinggalkan daku ?”
Keanehan pertama, yaitu apabila Tuhan adalah penentu segalanya, dan pa hala serta dosa pun Tuhan pula yang menentukan, kenapa Tuhan tidak mampu menghapus dosa Adam dan mema’afkannya tanpa mengorban-kan Anak-Nya ? Apakah adil bila dosa seseorang harus dipikul oleh ketu-runannya yang tidak tahu menahu tentangnya, bahkan mesti ditebus de-ngan mengorbankan Anak Tunggal-Nya ?!!
Keanehan lainnya adalah apabila Yesus memang diturunkan ke dunia untuk menebus dosa manusia, kenapa ia mesti mengatakan : “Tuhan kenapa Engkau tinggalkan daku ?”
Keganjilan lainnya dapat dilihat dalam silsilah Yesus, masing-masing Injil mengemukakan silsilah yang berbeda-beda. Dalam Injil Matius dise-butkan bahwa Yesus adalah keturunan Salomo Putera Daud, namun da-lam Injil Lukas disebutkan bahwa Yesus adalah keturunan Natan Putera Daud. Mana yang benar ?
Bahkan dalam satu Injil banyak dijumpai pertentangan yang mus-tahil untuk dikumpulkan. Seperti dalam Injil Matius disebutkan bahwa Yesus memiliki setidak-tidaknya tiga predikat, yaitu : Anak Manusia, Hamba Allah dan Anak Allah. Dalam Injil Markus disebutkan setidak-ti- daknya empat predikat bagi Yesus, yaitu : Anak Allah, Anak Manusia, Tuhan, dan Raja Yahudi. Dalam Injil Lukas disebutkan setidak-tidaknya tiga predikat : Keturunan Manusia, Anak Allah dan Raja Yahudi. Dalam Injil Yohanes disebutkan setidak-tidaknya dua predikat : Manusia biasa dan Anak Tunggal Allah. Lalu yang mana yang benar ???
Konsep ketuhanan Yahudi
Yahudi adalah salah satu agama yang mengklaim dirinya sebagai agama yang monotheisme, yaitu mengakui hanya satu Tuhan Yang disembah. Benarkah pengakuannya itu ? Mari kita telaah bagaimana konsep ketuhanan dalam agama Yahudi.
Umat Yahudi termasuk kaum musyabbihah, yaitu kaum yang menyerupakan Allah dengan makhluk, sebagaimana tersebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Fasal I : “Allah berkata : “Kami telah membuat manusia berdasarkan bentuk Kami, seperti serupaan dari Kami.”
Sehingga apa saja yang bisa terjadi pada manusia, bisa pula dialami oleh Allah. Bahkan dalam keyakinan orang-orang Yahudi, Allah bisa menga-lami keletihan dan kecapaian sehingga perlu beristirahat, sebagaimana ter sebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Fasal II : “Allah menyelesaikan pekerjaan yang Dia kerjakan pada hari yang ke-7, kemudian Di beristirahat di hari ke-7 dari seluruh pekerjaan yang Dia kerjakan.”
Demikian umat Yahudi meyakini tentang Allah ta’ala, yaitu dengan keya kinan model kaum musyabbihah. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka sifatkan.
Bahkan tidak hanya meyakini keserupaan Allah dengan makhluk, mereka pun mensifati Allah ta’ala dengan sifat-sifat yang tidak layak ba-gi Allah, seperti : kikir, miskin, bisa diperdaya dan lain-lain. Sebagaima-na diberitakan oleh Allah ta’ala : “Orang-orang Yahudi berkata : “Tangan Allah terbelenggu ( yakni kikir ).” ( Qs. Al-Maidah : 64 )
Berkata Ibnu ‘Abbas : “Mereka tidak memaksudkan dengan perkataan mereka itu bahwa tangan Allah terikat, tetapi mereka hendak mengatakan : “Kikir, menahan apa yang ada di sisi-Nya. Maha tinggi Allah dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang besar.” Demikian pula tafsir dari ‘Ikrimah, Qotadah, As-Sudi, Mujahid, Adh-Dhohhak dan lain-lainnya.

Maka Allah pun membantah ucapan mereka : “Tangan mereka itu sebenarnya yang terbelenggu, dan mereka dilaknat atas apa yang mereka telah katakan. Bahkan kedua tangan-Nya terben-tang, Dia menafkahkan sebagaimana yang Dia kehendaki.” ( Qs. Al-Maidah : 64 )
Dalam ayat yang lain Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang me-reka berkata : “Sesungguhnya Allah itu faqir ( miskin ) dan kami inilah yang kaya.” ( Qs. Ali ‘Imron : 181 )
Berkata Ibnu Jarir Ath-Thobari : “Ayat ini dan ayat setelahnya turun  .”rber-kenaan dengan sebagian orang Yahudi yang ada pada zaman Nabi Yaitu mereka mengatakan demikian karena Allah ta’ala dalam banyak ayat memerintakan manusia untuk berinfaq. Lalu muncullah anggapan je lek orang-orang Yahudi yang terkenal kikir, bahwa Allah itu miskin se-hingga butuh kepada harta manusia. Ini adalah alasan yang paling jelek untuk menolak berinfaq, dan lebih jauh lagi adalah alasan untuk menolak masuk ke dalam agama Islam.
Begitulah orang-orang Yahudi yang tidak hanya menyamakan Allah dengan makhluk, tetapi juga mensifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak, bahkan menghina Allah ta’ala. Namun pada saat yang sama, mereka mengaku sebagai kekasih Allah !!!
 “Orang-orang Yahudi dan Nashrani berkata : “Kami adalah anak-anak Allah dam kekasih-kekasihNya.” ( Qs. Al-Maidah : 18 )

Bahkan mereka menyakini bahwa mereka tercipta dari unsur-unsur Allah sedangkan manusia selain bangsa Yahudi mereka yakini berasal dari ta-nah setan atau tanah najis. Oleh karena itu mereka menganggap dirinya sebagai bangsa pilihan yang layak memimpin dunia, sedangkan bangsa-bangsa lainnya mereka yakini sebagai bangsa-bangsa budak yang mesti mengabdi kepada mereka. Bertolak dari pemikiran yang buruk ini lahir-lah doktrin Zionisme dengan protokolatnya guna mewujudkan mimpi gi-la orang-orang Yahudi ini !!!

Dalam keadaan demikian, mereka yakin bakal masuk syurga !!! Firman Allah SWT : “Mereka berkata : “Tidak akan pernah bisa masuk syurga kecuali orang-orang yang beragama Yahudi atas Nashrani.”
(Qs. Al-Baqarah : 111 )

Maka Allah pun membantah mereka dengan firman-Nya : “Itulah angan-angan kosong mereka, katakan : “Datangkan bukti ucapan kalian kalau memang kalian benar !” ( Qs. Al-Baqoroh : 111 )

Dalam ayat yang lain Allah menyatakan : “Katakanlah : “Bila khusus hanya untuk kalian saja negeri Akhirat yang ada di sisi Allah, bukan untuk manusia yang lain, maka inginkanlah kematian bila kalian memang orang-orang yang benar !” Mereka sekali-kali tidak akan pernah menginginkan kematian itu selama-lamanya karena kesalah-an-kesalahan yang telah mereka perbuat, dan Allah Maha Mengetahui ter hadap orang-orang yang berbuatan zhalim.” ( Qs. Al-Baqarah : 94 – 95 )
Dalam perkembangannya, agama Yahudi juga meyakini bahwa Allah memiliki anak, yaitu Uzair ( Ezra ).  Uzair adalah seorang shalih yang hafal kitab Taurat, kemudian Allah mematikannya selama 100 ta-hun. Ketika dihidupkan kembali setelah kematiannya itu, kitab Taurat te-lah musnah karena serbuan dari Bukhtunshir. Maka Uzair membawa buk ti akan keberadaan dirinya dengan memaparkan hafalan Tauratnya. Keti-ka itulah uorang-orang Yahudi mengkultuskannya dengan anggapan, kalau Nabi Musa  datang kepada mereka membawa Taurat dalam bentuk kitab maka ia diyakini sebagai Rosul utusan Allah, sedangkan Uzair datang membawa Taurat dengan tanpa kitab, yaitu hanya dengan hafalannya, ma ka Uzair  , lalu mereka me-yakini Uzair lebih tinggi kedudukannya daripada Musa  sebagai anak Allah, dan mereka pun menyembahnya. Ada pun Uzair berlepas diri dari perbuatan syirik kaum Yahudi ( Bani Israil ).
Konsep ketuhanan Hindu
Agama Hindu berasal dari agama Brahmana yaitu agama para pertapa pada abad VIII SM. Mereka meyakini bahwa tuhan mereka adalah Brahma yang menciptakan alam semesta. Kemudian para pertapa yang menjadi media perantara antara mereka dengan tuhan mereka, yaitu Brahma disebut Brahmana. Agama Hindu terlahir dari tradisi Bangsa Arya yang datang dari Eropa atau Turkistan, dengan membawa tradisi dan adat kebudayaan mereka yang didukung oleh para Brahmana maka terlahirlah agama Hindu. Agama Hindu termasuk agama penyembah alam, yaitu melegalkan penyembahan kepada pohon-pohonan, bebatuan, gunung, laut, sungai, binatang dan lain-lainnya. Mereka mengkeramatkan Gunung Mahameru, Sungai Gangga, Sapi, Ular dan lain-lainnya. Karena semua itu dipandang sebagai manifestasi Tuhan.  Dalam perkembangannya, mereka menyebut bahwa pada setiap unsur di alam ada dewa yang menjaga dan mengurusinya. Maka mereka pun meyakini ratusan, bahkan ribuan dewa-dewi di alam ini. Diantaranya ada Dewa Surya yang diyakini sebagai dewa matahari, Dewa Agni yang dipercaya sebagai dewa api, Dewa Indra yaitu dewa petir yang menda-tangkan hujan dan lain-lainnya.
Bahkan mereka meyakini adanya dewi kejahatan, yaitu Dewi atau Bethari Durga. Sekali pun dewa-dewi mereka banyak, namun bila mereka sedang memuja salah satu dewa dari sekian banyak dewa-dewi yang mereka yaki ni, mereka menyebutnya sebagai dewa yang paling tinggi dengan melupa kan dewa-dewi yang lainnya. Begitu pula ketika memuja dewa yang lain-nya lagi, mereka menyebutnya sebagai dewa tertingginya. Mereka juga beranggapan bahwa dewa-dewi terkadang turun ke dunia menjelma menjadi beberapa jenis binatang, sehingga mereka meng keramatkan sapi, ular dan lain-lainnya yang dianggap sebagai penjelmaan dari dewa-dewi mereka.
Dalam perkembangannya, mereka kemudian menyepakati pengga bungan tuhan-tuhan mereka itu menjadi satu, yaitu Iswara atau Trimurti. Mereka meyakini bahwa Iswara adalah dewa dan tuhan tertinggi. Iswara memiliki tiga rupa, sehingga disebut dengan Trimurti. Bila dalam keada-an mencipta alam ia berupa Brahma, bila dalam keadaan memelihara alam dia berupa Wisnu, namun bila dalam keadaan menghancurkan atau merusak alam dia berujud Syiwa. Lalu mereka meyakini bahwa Brahma, Wisnu maupun Syiwa adalah sama dalam hal keutamaannya. Namun dalam prakteknya timbul perbedaan. Para penganut Hindu terpecah menjadi beberapa golongan atau aliran. Yaitu ada aliran yang mengutamakan penyembahan kepada Brahma, ada aliran yang menguta-makan penyembahan kepada Wisnu, dan ada aliran yang mengutamakan penyembahan kepada Syiwa. Agama Hindu di Indonesia termasuk aliran yang mengutamakan penyembahan kepada Syiwa. Agama Hindu, selain menyembah kepada alam, binatang dan de-wa-dewi, mereka juga menyembah kepada Kasta atau status sosial. Da-lam agama Hindu, manusia dikelompokkan menjadi lima kasta, yaitu :
1. Kasta Brahmana ( golongan pendeta / agamawan ).
2. Kasta Ksatria ( golongan bangsawan ).
3. Kasta Waisya ( golongan petani dan pedagang ).
4. Kasta Sudra ( golongan buruh / pekerja kasar ).
5. Kasta Paria ( golongan yang tidak memiliki martabat dan kasta ).
Pembagian ini adalah sebagai dampak kemenangan Bangsa Arya atas Bangsa Dravida yang kemudian menjadikan bangsa Dravida menjadi bu-dak atau orang-orang berkasta rendah. Bahkan kasta Sudra dan Paria dilarang keras membaca kitab Veda. Bila sampai kedapatan mereka membacanya, maka mereka akan dihukum berat, yaitu bila matanya melihat Veda maka harus dicukil, bila lidahnya membaca Veda maka harus dipo-tong, bila telinganya mendengar Veda maka harus dicor dengan tembaga atau sejenisnya. Agama Hindu Bali atau Gama Bali atau Gama Tirta yaitu agama Hindu yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Agama Hindu Bali ini ti-dak lagi menerapkan sistem Kasta. Dalam pemujaannya kepada dewa-dewi mereka ada sedikit perbedaan dengan Agama Hindu di India.
Di Bali, mereka lebih mengagungkan Dewa Syiwa sebagai sebagai dewa tertinggi-nya yang memiliki berupa bentuk, seperti : Mahadewa Paramaswara, Iswara Sang Hyang Sarwa, Sang Hyang Tirta, Bathara Guru ( Mahakala ), dan Bairawa. Agama Hindu Bali mengkeramatkan Gunung Agung yang diyakini sebagai tempat tinggal Syiwa. Gambaran nyata tentang kekacauan aqidah penganut agama Hin-du bisa kita lihat pada cerita Wayang Kulit yang menggambarkan pemuja an terhadap dewa-dewi agama Hindu. Walaupun sekedar dongeng yang divisulisasikan dengan wayang, namun dapat terbaca jelas bagaimana cara penganut agama Hindu memuja dan memperlakukan tuhan-tuhan mereka. Karena dongeng dalam Ramayana atau pun Mahabarata diilhami oleh keyakinan mereka dalam beraqidah.
Konsep ketuhanan Budha
Agama Budha adalah ajaran filsafat kehidupan yang diajarkan oleh Sidharta Gautama. Agama Budha pada awal-awal tumbuh-nya tidak memiliki konsep tentang ketuhanan, karena hanya berbicara ten tang ajaran kehidupan. Bahkan Sidharta melarang para pengikutnya mem bicarakan seputar ketuhanan. Dalam beberapa ceramahnya, Sidharta ma- lah mencela orang-orang yang bertuhan. Sehingga agama Budha semasa Sidharta dan setelah Sidharta terpecah menjadi dua, yaitu Budha aliran Selatan yaitu yang tidak berbicara tentang ketuhanan, yakni agama Bu-dha yang banyak dianut di daerah Myanmar, Thailand dan Srilanka., dan kitab sucinya berbahasa Baliah. Dan Budha aliran Utara yang kemudian terpengaruh oleh agama Hindu dan animisme sehingga berbicara pula ten tang ketuhanan. Ini adalah agama Budha yang tersebar di daerah China, Jepang, Nepal dan Indonesia yang kitab sucinya berbahasa Sansekerta. Dalam perkembangannya terjadi pengaruh ajaran Hindu ke dalam ajaran Budha aliran Utara, yaitu dengan disembahnya pula dewa-dewi yang diyakini oleh agama Hindu. Hanya saja dewa tertinggi dalam agama Budha disebut dengan Sang Hyang Adi Budha. Selebihnya, tidak ada per bedaan antara agama Hindu dengan Budha dalam dewa-dewinya. Hanya saja dalam agama Budha setiap orang suci mereka yang telah mencapai derajat kebudhaan, mereka kultuskan, bahkan kemudian mereka menyem bahnya. Sehingga pada masa sekarang tidak aneh bila penganut agama pun menyembah Sidharta Gautama dan orang-orang suci mereka lainnya. Agama Budha ternyata kurang berkembang di tanah kelahirannya yaitu India, karena dominasi agama Hindu di sana. Tetapi di daratan Cina agama Budha disambut oleh penduduk setempat yang memang animisme sehingga terjadilah percampuran antara agama Budha dengan keyakinan masyarakat China, sampai akhirnya lahirlah dewa-dewi baru yang berbe-da dengan dewa-dewinya di India. Di antaranya mereka memuja Dewi Kwan Im dan budha-budha lainnya. Kalau kita ingin melihat bagaimana cara orang-orang Budha me-muja dan memperlakukan tuhan-tuhan mereka, kita bisa melihat pada ce- rita-cerita fiktif yang diilhami oleh ’aqidah mereka yang banyak digemari oleh penganut Budha, seperti kisah Sun Go Kong dan lain-lainnya.
Konsep ketuhanan Islam
Atau referensi lain (kami rasa tentang konsep ketuhanan Islam sangat jelas).
Decara ringkas konsep ketuhanan  islam dijelaskan sebagai : “Katakanlah bahwa Tuhanku adalah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang menjadi sebab dari sekalian sebab dan Tuhan tempat bengantung segala sesuatu. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia. (Q.s Surat al Ikhlas)

Dari sekian banyak perbedaan tentang jati diri Tuhan, apa yang kita lakukan ?  teori logika mengatakan apabila ada khabar yang saling bertentangan, maka kesimpulannya ada tiga, yaitu :
1.    Kemungkinan semuanya salah
2.    Salah satunya saja yang benar dan mustahil untuk benar semua
Mari kita jelaskan, adapun tentang kesimpulan pertama  yaitu : ‘kemungkinan semuanya salah’ (artinya dalam konteks ini semua konsep ketuhanan salah semua atau dapat dikatakan tidak adanya Tuhan) telah terbantahkan pada penjelasan kita yang telah lalu, tentang bukti-bukti keberadaan tuhan. (Lihat : http://ad-dai.blogspot.com/2010/01/masalah-ketuhanan-1.html) sehingga kemungkinan tidak adanya tuhan ahrus dinafikan.
Tinggal tersisa dua kemungkinan lagi yaitu :  ‘Salah satunya saja yang benar dan mustahil untuk benar semuanya’. Jadi, diantara konsep ketuhanan yang mengatakan Tuhan itu ada satu, tiga,  bahkan banyak dan sebagainya, pasti ada salah satunya yang benar, mustahil untuk benar semuanya.  Maka, sekarang kita memasuki area sesungguhnya, harus dapat  dibuktikan  diantara konsep ketuhanan Hindu, Budha, Kristen, Yahudi dan Islam manakah yang benar (ingat kata Benar : bukan yang paling benar) dengan seadil-adilnya. Dengan apa kita menguji kebenaran agama-agama tersebut ?
Kita akan uji dengan standar yang paling ilmiah dan rasional. Dengan dua hal  kita akan uji kebenaran sebuah agama, yaitu ujian secara kesejarahan, dan secara aksiologi ( yang  mengandung tiga unsur utama Logika, etika , dan estetika).
Kita akan uji diantara agama-agama yang ada, manakah yang dengan nyata mampu membuktikan kebenarannya, karena hampir dapat diyakinkan, hanya agama yang bersumber dari Tuhan yang akan lulus ujian ini. Bersambung …(Nantikan dalam judul : tiada agama yang paling benar, yang ada adalah agama yang benar)


0 comments

Post a Comment