Tafsir Surah An-Najm Ayat 38-39

An-Najm  ayat 38-39.

أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى (38) وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (39)
 “Bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”

Penjelasan ayat :

          Mengenai ayat diatas seorang shahabat Nabi, Ahli tafsir yang utama, yang pernah didoakan secara khusus oleh Nabi agar pandai menakwilkan al Qur’an[1], yakni  Ibnu Abbas aBerkata : “Ayat tersebut telah dinasakh (dibatalkan) hukumnya dalam syariat kita dengan firman Allah l :
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
“Dan orang-orang yang beriman dan anak cucu mereka mengikuti mereka dengan iman, maka kami hubungkan anak cucu mereka itu dengan mereka dan tidaklah mengurangi sedikitpun dari amal mereka. Tiap-tiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya”. (At-thur :21)[2]
Syaikh Ibnu Taimiyyah t menjelaskan : “Dalam ayat tersebut Allah tidak bermaksud menyatakan bahwa seseorang tidak bisa mendapat manfaat dari orang lain, Namun maksudnya, seseorang hanya berhak atas hasil usahanya sendiri. Sedangkan hasil usaha orang lain adalah hak orang lain. Namun demikian ia bisa memiliki harta orang lain apabila dihadiahkan kepadanya. Begitu pula pahala, apabila dihadiahkan kepada si mayyit maka ia berhak menerimanya seperti dalam solat jenazah dan doa di kubur. Dengan demikian si mayit berhak atas pahala yang dihadiahkan oleh kaum muslimin, baik kerabat maupun orang lain.”[3]
Sedangkan Imam Syaukani t ketika menjelaskan  (ayat) “Tidak ada seseorang itu kecuali yang diusahakannya…..” Mengatakan :
وَقِيلَ لَيْسَ لَهُ مِنْ طَرِيقِ الْعَدْلِ وَهُوَ لَهُ مِنْ طَرِيقِ الْفَضْلِ،
Maksudnya adalah tidak ada dari segi keadilan (min thariqil adli), adapun ia dari segi karunia (min thariqil fadhli), (bisa seseorang itu mendapatkan apa yang tidak dia usahakan). (Nailul Authar, IV/ 114)
Dari ayat ini, para ulama sepakat tentang sampainya doa dan sedekah bagi mayit. Namun mereka berbeda pendapat tentang bacaan al Qur’an, sebahagian mengatakan masyru’ sedangkan yang lain menolaknya. Diantara ulama tafsir yang menyatakan bahwa bacaan al Qur’an tidak sampai kepada mayit adalah Ibnu Katsir t hal ini bisa kita ketika beliau menafsirkan ayat diatas.[4]
Wallahu a’lam.


[1] Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya, Bab al-‘Ilm, No. 73 :
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ ضَمَّنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الْكِتَابَ
Abu Ma’mar telah menceritakan kepada kami, Abdul Warits telah menceritakan kepada kami, Khalid telah menceritakan kepada kami, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, “Rasulullah saw. telah memelukku (ke dadanya) dan bersabda,Ya Allah, ajarkanlah ia al-Kitab (Al-Qur’an).’”
[2] Tafsir Khazin (4/213) :   
قال ابن عباس هذا منسوخ الحكم في هذه الشريعة بقوله تعالى: أَلْحَقْنا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ .وقيل كان ذلك لقوم إبراهيم وموسى فأما هذه الأمة فلها ما سعوا وما سعى لهم غيرهم.
Berkata Ibnu Abbas : (ayat) ini mansukh hukumnya dalam syariat agama ini, yakni dinasakh dengan firman Allah ta’ala ‘kami hubungkan anak cucu mereka itu dengan mereka’.  Dan dikatakan juga, ini berlaku untuk umat Ibrahim dan Musa, adapun untuk umat ini, baginya yang mereka usahakan dan yang diusahakan oleh orang lain.
Juga juga dalam tafsir At Thabari (22/546) :
وذُكر عن ابن عباس أنه قال: هذه الآية منسوخة.
Dan disebutkan dari Ibnu Abbas, beliau berkata : sesungguhnya ayat ini mansukh.
قوله (وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى) قال: فأنزل الله بعد هذا (وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ) فأدخل الأبناء بصلاح الآباء الجنة.
Juga dalam Nailul Authar  (4/114) :
وقال في شرح الكنز: إن الآية منسوخة بقوله تعالى {والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم} وقيل الإنسان أريد به الكافر، وأما المؤمن فله ما سعى إخوانه
[3] Al Fatawa  (24/366).
[4] Tafsir al Qur’an al adzim (7/465) :
أي: كما لا يحمل عليه وزر غيره، كذلك لا يحصل من الأجر إلا ما كسب هو لنفسه. ومن وهذه الآية الكريمة استنبط الشافعي، رحمه الله، ومن اتبعه أن القراءة لا يصل إهداء ثوابها إلى الموتى؛ لأنه ليس من عملهم ولا كسبهم؛ ولهذا لم يندب إليه رسول الله صلى الله عليه وسلم أمته ولا حثهم عليه، ولا أرشدهم إليه بنص ولا إيماء، ولم ينقل ذلك عن أحد من الصحابة، رضي الله عنهم، ولو كان خيرا لسبقونا إليه،
Namun meskipun beliau menyatakan tentang tidak sampainya bacaan al Qur’an untuk mayit,  adapun untuk doa dan sedekah, beliau menegaskan akan adanya ijma (kesepakatan ulama) tentang sampainya hal tersebut. Tertulis :
فأما الدعاء والصدقة فذاك مجمع على وصولهما، ومنصوص من الشارع عليهما.
Adapun doa dan sedekah maka itu adalah hal yang disepakati akan sampainya (untuk mayit), ini kekhususan dari syariat atas keduanya.

0 comments

Post a Comment