4. Puasa adalah penangkal dan pemberi syafaat pada hari kiamat.
5. Mendapatkan ganjaran dari Allah tanpa hitungan.
6. Bau mulut orang yang melakukan puasa bagi Allah SWT wanginya lebih wangi
dari bau kesturi.
FADHILAH PUASA
FADHILAH PUASA
Assalamu’alaikum Wr Wb
Bapak Utsadz, mohon agar dituliskan
tentang fadhilah puasa agar kami tetap semangat dalam mengerjakan ibadah di
bulan Ramadhan. Yusuf – via Facebook.
Jawaban :
Ibadah puasa- khususnya puasa wajib yang
dikerjakan di bulan Ramadhan- memiliki fadhilah yang sangat agung, banyak hadits –hadits Nabawi yang telah
menyebutkan hal ini. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Orang yang
berpuasa Ramadhan memiliki pintu khusus untuk masuk ke dalam syurga.
Diriwayatkan
dari Sahl bin Saad a ia berkata,
Rasulullah y bersabda : “Sesungguhnya
di dalam Surga itu terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa
akan masuk melalui pintu tersebut pada Hari Kiamat kelak. Tidak boleh masuk
seorangpun kecuali mereka. Kelak akan ada pengumuman : Di manakah orang yang
berpuasa? Mereka lalu berduyun-duyun masuk melalui pintu tersebut. Setelah
orang yang terakhir dari mereka telah masuk, pintu tadi ditutup kembali. Tiada
lagi orang lain yang akan memasukinya.” (Bukhari-Muslim)
Dan beliau
juga bersabda : “Siapa yang termasuk
ahli puasa, akan dipanggil dari pintu surga ar-Royyan.” (HR. Bukhari Muslim)
2. Puasa bisa
menjadi penebus dosa.
Orang-orang yang mengerjakan puasa
dengan ikhlas, akan diganjar oleh Allah dengan ampunan atas dosa-dosa yang
telah dikerjakannya. Bersabda Rasululah y :"Barangsiapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap
ke-Ridhaan Allah, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya." (HR. Ahmad)
3. Orang yang
berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan.
Telah bersabda Rasulullah y : “Bagi orang yang berpuasa terdapat dua kegembiraan.
Kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat kelak perjumpaannya dengan Allah
karena ibadah puasanya.” (HR Bukhari)
Diriwayatkan dari seorang shahabat, yakni ‘Abdullah bin ‘Amr hbahwasanya Nabi y bersabda : “Puasa dan al-Qur’an akan memberi syafa’at
kepada seorang hamba pada Hari Kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabbku, aku telah
menghalanginya dari makan dan syahwatnya di siang hari, maka izinkan aku
memberi syafa’at kepadanya.’ Al-Qur`an berkata, ‘Aku telah menghalanginya dari
tidur di malam hari, maka izinkan aku memberi syafa’at kepadanya.”[1]
Rasulullah y
juga bersabda : “Puasa itu adalah perisai, jika salah seorang dari kalian
sedang berpuasa, maka janganlah mengucapkan ucapan kotor, dan jangan pula
bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya,
hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari)
Fadhilah selanjutnya dari ibadah puasa
adalah, pelakunya akan mendapatkan ganjaran yang tidak terhitung dari Allah ta’ala.
Sebagaimana hal ini telah disabdakan oleh Rasulullah y dalam sebuah hadits : “Setiap
perbuatan anak Adam kembali kepada dirinya kecuali Ash-Shiyam (puasa) karena
sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan akulah yang (langsung) memberikan
ganjarannya.” Puasa merupakan perisai. Bila salah seorang di antara kalian sedang
berpuasa maka janganlah ia terlibat dalam kemaksiatan dan perselisihan. Jika ia
diprovokasi maka katakanlah: ”Sesungguhnya aku sedang puasa.” (HR. Bukhari)
Dan beliau juga
bersabda :"Setiap amal anak
Adam dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali lipat hingga 700 kali
lipat. Allah k berfirman, ‘Kecuali puasa, sesungguhnya ia
untuk-Ku, dan Aku yang akan mengganjarnya. Dia meninggalkan nafsu dan
makanannya demi Aku." (HR. Muslim)
Rasulullah y telah bersabda : ”Demi Allah yang
jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa di
sisi Allah lebih wangi daripada aroma misk.” (HR. Bukhari)
7. Puasa fii
sabilillah (dalam jihad) menjauhkannya dari
neraka.
Sebagaimana sabda
Rasulullah y : “Siapa
yang puasa sehari dalam jihad, Allah jauhkan dengan satu hari itu panas neraka
jahanam dari wajahnya sejauh 70 tahun.” (HR.
An-Nasai dan Ibnu Majah ; Shahih)
Demikianlah
diantara fadhilah-fadhilah (keutamaan) ibadah puasa yang disebutkan dalam
hadits-hadits nabi, yang tidak sepantasnya orang-orang yang ingin meraup pahala
disisi Allah lmeremehkan untuk
mengerjakannya.
Selain puasa
memiliki fadhilah pahala dan keuntungan akhirat, puasa juga memiliki fadhilah
bisa memelihara kesehatan jasmani dan rohani orang yang mengerjakannya.
a. Memelihara kesehatan jasmani (Badaniyah)
Sudah menjadi kesepakatan para ahli
medis, bahwa hampir semua penyakit bersumber pada makanan dan minuman yang
mempengaruhi organ-organ pencernaan di dalam perut. Maka sudah sewajarnyalah
jika dengan berpuasa organ-organ pencernaan di dalam perut yang selama ini
terus bekerja mencerna dan mengolah makanan untuk sementara diistirahatkan
mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari selama satu bulan.
Dengan berpuasa ini maka ibarat mesin,
organ-organ pencernaan tersebut diservis dan dibersihkan, sehingga setelah
menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan Insya Allah kita menjadi sehat baik
secara jasmani maupun secara rohani. Hal ini memang sudah disabdakan oleh
Rasulullah y
dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim
yaitu, Rasulullah bersabda : "Berpuasalah maka kamu akan sehat.”[2]
Juga dalam hadits yang lain dari Abu
Hurairah, Rasulullah y bersabda : "Bagi
tiap-tiap sesuatu itu ada pembersihnya dan pembersih badan kasar (jasad) ialah
puasa." (HR. Ibnu Majah)
Dalam fakta sejarah dan hasil penelitian
ilmiah, kebenaran hadis ini telah terbukti, berikut fakta dan data mengenai
masalah ini.
1.
Beberapa
ulama secara khusus menulis ajaran kesehatan dalam Islam, misalnya Ibnu Qayyim
al-Jauziyah dalam ath-Thibb an-Nabawi. Ibnu Muflih al-Maqdisi dalam al-idab
asy-Syar’iyah, secara panjang lebar mengurai pola hidup sehat yang
diterapkan oleh Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam Begitu pula
asy-Syami dalam kitab sejarah Subulul-Huda wa-Rasyad, Juga, Imam
al-Ghazali dalam Ihyâ’ Ulûmiddin, kesemuanya pembahasan ulama diatas senantiasa
mengkaitkan pola hidup sehat dengan puasa.
2. Di kalangan ahli kesehatan, puasa telah
menjadi lapangan penelitian tersendiri. Selama 36 tahun, Prof. H. M. Herlambang
Wijayakusuma mencoba menelusuri rahasia puasa, dengan mengunjungi lembaga
penelitian di berbagai Negara, seperti Jepang, Korea, Perancis, China, Taiwan
dan Amerika Serikat. Di mana diteliti secara langsung sanatorium puasa yang
dijadikan tempat pengobatan dan terapi kesehatan. Dari berbagai kunjungan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ternyata puasa bukan saja merupakan ajang
pelatihan mental dan spiritual, melainkan juga menjadi medium penyehatan fisik.
Kesimpulan lain adalah bahwa berpuasa ternyata telah menjadi tradisi serta
kecenderungan yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup di Negara-negara maju
dan modern, di Negara-negara yang kebutuhan pangannya sudah tercukupi, bahkan
berlebih.
3. Fasten Institute (Lembaga Puasa) di Jerman
menggunakan puasa untuk menyembuhkan penyakit yang sudah tidak dapat diobati
lagi dengan penemuan-penemuan ilmiah dibidang kedokteran. Metode ini juga
dikenal dengan istilah "diet" yang berarti menahan / berpantang untuk
makanan-makanan tertentu.
4. Dr. Abdul Aziz Ismail dalam bukunya yang berjudul
"Al Islam wat Tibbul Hadits" menjelaskan bahwa puasa adalah obat dari
bermacam-macam penyakit diantaranya kencing manis (diabetes), darah tinggi,
ginjal, dsb.
5. Dr. Alexis Carel seorang dokter internasional dan pernah
memperoleh penghargaan nobel dalam bidang kedokteran menegaskan bahwa dengan
berpuasa dapat membersihkan pernafasan.
b. Membersihkan rohani dari sifat-sifat tercela
Hal ini ditandai dengan kemampuan orang
berpuasa untuk meninggalkan sifat-sifat hewani seperti makan, minum (di siang
hari) yang sering tidak terkendali. Mampu menjaga panca indera dari
perbuatan-perbuatan maksiat dan memusatkan pikiran dan perasaan untuk berzikir
kepada Allah (dzikrullah).
Puasa melatih seseorang untuk tidak
mudah marah, sifat rakus, riya dan menghilangkan sifat tercela lainnya. Puasa
juga bisa menumbuhkan sifat ikhlas, qana’ah, sabar, menumbuhkan sikap empati
dan mudah merasa. Sehingga seseorang yang melazimi berpuasa akan indah
akhlaqnya, jujur perkataannnya, bersih hatinya, pendek kata sehatlah rohaninya.
Dengan demikian maka wajarlah bagi
orang yang berpuasa mendapatkan fasilitas dari Allah yaitu dipersamakan dengan
malaikat. Hal ini diperkuat oleh sabda Rasulullah dalam salah satu haditsnya : "Ada
tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka yaitu ; orang yang berpuasa sampai
ia berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya." (HR.
Turmudzi).
Juga dalam
hadits lain dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash h, Rasulullah y bersabda : "Sesungguhnya orang
yang berpuasa diwaktu ia berbuka tersedia doa yang makbul." (HR. Ibnu
Majah)
Demikian, wallahu a’lam.
[1]
Hadits
ini dirirwayatkan oleh imam Ahmad dalam
musnadnya, hadits no. 6626 dari jalur Ibnu Umar. Al-Haitsami dalam Majma’
az-Zawa`id, 3/181 berkata, “Rawi-rawinya adalah rawi hadits shahih.”
[2] Hadits
ini diriwayatkan oleh Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Awsath (2/225).
dan Abu Nu’aim dalam Thib An Nabawi (24/1), Ibnu
‘Adi dalam al Kamil (7/2521), Ath Thabarani dalam Al Awsath (9/4308),
Al ‘Iraqi dalam "Takhrij Ahadits al Ihya’ (7/87). Ini merupakan potongan hadits dari :
اغْزُوا تَغْنَمُوا، وَصُومُوا تَصِحُّوا،
وَسَافِرُوا تَسْتَغْنُوا
“Berperanglah kalian akan mendapat ghanimah, berpuasalah
niscaya kalian akan sehat, bepergianlah niscaya kalian akan cukup (kaya).”
Tentang
kualitas haditsnya, ulama berbeda pendapat, Imam Al Haitsami dalam Majma’ Az
Zawaid mengatakan: rijal hadits ini tsiqat (terpercaya). sedangkan Imam Ibnul Qayyim mengatakan tentang salah satu
rawi hadits : Zuhair ini dhaif. Lihat Syarh Sunan Abi Daud
(7/283)
Sedangkan dari Ibnu
Ma’in terdapat berbagai komentar tentang Zuhair. Dari Utsman bin A
Darimi, dari Ibnu Ma’in, katanya: tsiqah. Dari Muawiyah bin Shalih, dari
Ibnu Ma’in: dhaif. Sekali lagi dia mengatakan: laisa bi qawwi
(bukan orang kuat). Ditempat lain mengatakan: tidak apa-apa. Abu Hatim
mengatakan; “Dia orang jujur tapi buruk hapalannya, dan hadits yang
diriwayatkan darinya di Syam, lebih diingkari dibanding yang di Irak.” An
Nasa’i mengatakan; laisa bil qawwi (tidak kuat). At
Tirmidzi bertanya kepada Al Bukhari tentang Zuhair ini, beliau menjawab: “Aku
khawatir terhadap Syaikh ini.” Lihat Mizanul
I’tidal (2/84).
Lalu tentang rijal lainnya, yakni Suhail bin Abu Shalih para ulama berselisih
pendapat.. Imam Yahya bin Ma’in mengatakan, haditsnya tidak bisa dijadikan
hujjah. Abu Hatim mengatakan, haditsnya hanya ditulis saja tidak boleh
dijadikan hujjah. Sementara An Nasa’i mengatakan: dia tidak ada masalah. Ibnu
‘Adi mengatakan bahwa Suhail adalah seorang Syaikh (artinya riwayatnya bagus).
Banyak para imam meriwayatkan darinya, dia juga menceritakan dari ayahnya dan
jamaah dari selain ayahnya. Ini menunjukkan keisimewaannya, dan bagiku (Ibnu
‘Adi) dia adalah tsabit (kokoh), tidak ada masalah, dan khabar darinya
maqbul (diterima). As Sulami berkata: Aku bertanya kepada Ad Daruquthni
bahwa Al Bukhari tidak meninggalkan hadits Suhail dalam kitab Shahihnya.
Dia menjawab: “Aku tidak tahu adanya ‘udzur (halangan) baginya.” Dan, An Nasa’i
jika dia melewati hadits Suhail, maka dia mengatakan: Demi Allah, hadits Abu
Suhail lebih baik dari pada hadits Abu Al Yaman dan Yahya bin Bakir dan selain
keduanya. Ibnu Hibban memasukkannya dalam kitab Ats Tsiqat,
(terpercaya). Lihat Al Hafizh Ibnu Hajar, Tahdzib At Tahdzib (3/263-264)
Meski hadits ini lemah, namun ia memiliki jalur yang
berbeda-beda sehingga bisa saling menguatkan, yakni ada 4 tranmisi:
1. - Dari jalur
Muhammad ibn Sulaiman ibn Abu Dawud—Zuhair ibn Muhammad Abu al Mundzir al
Khurasany—Suhail ibn Abu Shalih—Abu Hurairah.
2. Dari jalur
Nahsyal ibn Sa‘id—al Dhahhak ibn Muzahim—Ibnu Abbas.
3. Dari jalur
Husain ibn Abdullah ibn Dhumairah ibn Abu Dhumairah al Himyary al
Madany—Ayahnya (Abdullah ibn Dhumairah)—Kakeknya (Dhumairah ibn Dhumairah al
Himyary).
4. Dari jalur
Abu Amr al Rabi' ibn Habib al Azdy—Abu Ubaidah Muslim ibn Karimah al Tamimi.
Menurut hemat kami, hadits tentang masalah ini tidak mengapa
dituliskan apalagi sekedar untuk fadhilah amal. Dengan pertimbangan :
Wallahu’alam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kolom Pencarian Artikel

Custom Search
0 comments
Post a Comment