Bapak pengasuh, saya ingin bertanya tentang hal darah nifas, berapa lamakah darah seorang wanita ketika melahirkan itu dihukumi sebagai darah nifas ? Hamba Allah – Kaltim
Jawaban :
Pengertian Darah Nifas
Darah
nifas adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita setelah bersalin. Ini
adalah definisi yang disepakati oleh para ulama. Adapun darah yang keluar
sebelum atau yang bersamaan dengan keluarnya bayi, ulama berbeda pendapat
tentang statusnya.[1]
Darah
yang keluar sebelum bersalin atau ketika bersalin oleh kalangan Hanbali dianggap
tidak ada perbedaannya dengan darah yang keluar setelah bersalin, Semuanya
sama, yakni dipandang sebagai darah nifas. Syafi’iyah dan Hanafiyah memandang
kedua jenis darah tersebut sebagai darah penyakit. Sedangkan Malikiyah
berpendapat, darah yang keluar sebelum melahirkan dihukumi sama dengan darah
haidh, sedangkan darah yang bersamaan dengan keluarnya bayi adalah juga darah
nifas.[2]
Masa darah nifas
Darah nifas
dilihat dari lama keluarnya memiliki masa minimal, masa maksimal dan masa
normal. Dan para ulama berbeda pendapat dalam batasan waktu-waktu tersebut.
Mazhab Hanafi dan Hanbali
Menurut
kedua mazhab ini tidak ada batas minimal dari darah nifas,karena kadang ada
seorang wanita yang melahirkan anak tanpa mengeluarkan darah, sebagaimana yang
telah diriwayatkan dalam sebuah hadits. Sedangkan masa nifas adalah 40 hari,
lebih dari bilangan hari tersebut dihukumi darah istihadhah (penyakit).
Mazhab Syafi’i
Menurut
kalangan Syafi’iyah, masa nifas sekurang-kurangnya adalah sekali keluar, masa
normalnya adalah 40 hari dan masa yang paling lama adalah 60 hari. Lebih dari
itu, darah dihukumi sebagai darah penyakit.
Mazhab Maliki
Mengenai
masalah batas minimal nifas Malikiyah sama dengan Hanafiyah dan Hanabilah dalam,
yakni tidak ada batasnya. Sedangkan waktu normalnya adalah 40 hari,
sebanyak-banyaknya adalah 60 hari, sama dengan Syafi’iyah.
Penetapan
40 hari oleh para ulama adalah berdasarkan hadits yang berbunyi : "Para
wanita yang mendapat nifas, di masa Rasulullah duduk selama empat puluh hari
empat puluh malam." (HR Khamsah kecuali Nasa`i).
Demikian
ringkasan penjelasan para ulama mengenai masalah ini, bila ingin lebih jauh detailnya
silahkan merujuk ke kitab Fiqh al Islami wa Adillatuhu jilid 1 pada
halaman 523 – 553. Wallahu a’lam.
0 comments
Post a Comment