Isbal bagian I

Pertanyaan :
Apa hukum isbal ?

Jawaban :
 
Pengertian isbal

Isbal secara bahasa berasal dari kata asbala - yusbilu-isbaalan”, yang memiliki padanan kata :  irkhaa-an, yang artinya; menurunkan, melabuhkan atau memanjangkan. Pelakunya (Isim Failnya) disebut musbil.

Sedangkan menurut istilah oleh Imam Ibnul ‘Arabi rahimahullah dan selainnya Isbal didefinisikan dengan :  Memanjangkan, melabuhkan dan menjulurkan pakaian hingga menutupi mata kaki dan menyentuh tanah, baik karena sombong ataupun tidak." (Nihayah Fi Gharibil Hadits : 2/339)

Hadits-hadits tentang isbal

Berikut adalah hadits-hadits yang menyebutkan tentang permasalahan isbal, kami hadirkan hadits yang memang berkualitas baik, minimal hasan.

Hadits Pertama

ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار

“Apa-apa yang di bawah mata kaki dari  sarung maka tempatnya di neraka.” (HR. Bukhari)

Hadits kedua

   عن أبي ذر عن النبي صلى الله عليه وسلم  قال: ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا ينظر إليهم ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم. قال فقرأها رسول الله صلى الله عليه وسلم  ثلاث مرارا. قال أبو ذر: خابوا وخسروا من هم يا رسول الله؟ قال: المسبل والمنان والمنفق سلعته بالحلف الكاذب

Dari Abu Dzar, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam- bersabda: “Ada tiga golongan, -yang pada hari kiamat nanti- Allah  tidak bicara dengan mereka, tidak melihat mereka, tidak membersihkan (dosa) mereka dan bagi mereka siksa yang pedih”. Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- mengulangi sabdanya itu tiga kali. Abu dzar mengatakan: “Sungguh celaka dan merugilah mereka! wahai Rasulullah, siapakah mereka?”. Beliau menjawab: “Orang yang isbal, orang yang mengungkit-ngungkit pemberiannya dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu”. (HR. Muslim)

Hadits ketiga

عن محمد بن عقيل سمعت ابن عمر يقول: كساني رسول الله صلى الله عليه وسلم قبطية،  وكسا أسامة حلة سيراء. قال: فنظر فرآني قد أسبلت فجاء فأخذ بمنكبي, وقال: يا ابن عمر! كل شيء مس الأرض من الثياب ففي النار. قال: فرأيت ابن عمر يتزر إلى نصف الساق

Dari muhammad bin ‘aqil aku mendengar ibnu umar bercerita : Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- pernah memberiku baju qibtiyah dan memberikan kepada usamah baju hullah siyara. Ibnu Umar mengatakan: ketika Nabi  melihatku isbal beliau datang dan memegang pundakku seraya berkata: “Wahai Ibnu Umar! semua pakaian yang menyentuh tanah, (nantinya) di neraka”. Ibnu Aqil berkata: “Dan (setelah itu) aku melihat Ibnu Umar selalu memakai sarungnya hingga pertengahan betis” (HR. Ahmad)

Hadits keempat

عن زيد بن أسلم: كان ابن عمر يحدث أن النبي صلى الله عليه وسلم رآه وعليه إزار يتقعقع يعني جديدا, فقال: من هذا؟ فقلت: أنا عبد الله. فقال: إن كنت عبد الله فارفع إزارك! قال: فرفعته. قال: زد! قال: فرفعته حتى بلغ نصف الساق. قال: ثم التفت إلى أبي بكر فقال: من جر ثوبه من الخيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة. فقال أبو بكر: إنه يسترخي [أحد شقي] إزاري أحيانا [إلا أن أتعاهد ذلك منه]. فقال النبي صلى الله عليه وسلم: لست منهم

Zaid bin Aslam mengatakan, Ibnu Umar pernah bercerita : Suatu ketika Nabi shallallahu’alaihi wasallam melihatnya sedang memakai sarung baru. Beliau bertanya: “Siapakah ini?” Aku menjawab: “Aku Abdullah (Ibnu Umar)”. Kemudian Rasulullah berkata: ”Jika benar kamu Abdullah, maka angkatlah sarungmu!”. (Ibnu Umar) mengatakan: “Aku pun langsung mengangkatnya”. Beliau berkata lagi: “Tambah (angkat lagi)!” (Ibnu Umar) mengatakan:  “Maka aku pun mengangkatnya hingga sampai pertengahan betis”.

Kemudian Nabi shallallahu aalaihi wasallam menoleh ke Abu Bakar, seraya mengatakan : “Barangsiapa menyeret pakaiannya karena sombong, maka pada hari kiamat nanti Allah tidak akan melihat kepadanya ”. Mendengar hal itu, Abu Bakar bertanya: “Sungguh salah satu dari sisi sarungku terkadang terjulur, akan tetapi aku selalu menjaganya agar ia tak terjulur”. Maka Nabi  shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Kamu bukanlah termasuk dari mereka” (HR. Ahmad dan Bukhari)

Hadits kelima

  موضع الإزار إلى أنصاف الساقين و العضلة ، فإذا أبيت فمن وراء الساقين ، و لا حق للكعبين

“Tempat sarung adalah sampai pertengahan dua betis dan pada tonjolan dagingnya, tetapi jika kamu tidak menghendakinya maka (boleh) di bawah dua betis, dan tidak ada hak bagi mata kaki (tertutupi) sarung.” (HR. Ahmad)

Hadits keenam

عن عبد الرحمن بن يعقوب قال: سألت أبا سعيد الخدري عن الإزار, فقال: على الخبير سقطت! قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  إزرة المسلم إلى نصف الساق ولا حرج أو لا جناح فيما بينه وبين الكعبين, ما كان أسفل من الكعبين فهو في النار, من جر إزاره بطرا لم ينظر الله إليه.

Dari Abdur Rahman bin Ya’qub berkata: aku pernah bertanya kepada Abu Sa’id al-Khudri tentang sarung, maka dia menjawab: “Kamu menepati orang yang tahu betul masalah ini! Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam pernah bersabda: ‘Sarung seorang muslim adalah sebatas pertengahan betis, dan tidak mengapa sarung yang berada antara batas tersebut hingga mata kaki. Adapun yang lebih rendah dari mata kaki, ia di neraka. Dan barangsiapa yang menyeret sarungnya karena takabur, maka Allah tidak akan mau melihat kepadanya (pada hari kiamat nanti)”. (HR. Abu Dawud)

Hadits ketujuh

الإسبال في الإزار والقميص والعمامة, من جر منها شيئا خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة.

“Isbal terdapat pada sarung, baju gamis ataupun sorban. Barangsiapa menyeret salah satu darinya karena sombong, maka pada hari kiamat nanti, Allah tidak akan mau melihat kepadanya.” (HR. Abu Dawud)

Hadits kedelapan

عن المغيرة بن شعبة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا سفيان بن سهل! لا تسبل, فإن الله لا يحب المسبلين!

Dari Mughirah bin Syu’bah berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Wahai Sufyan bin Sahl, janganlah kamu isbal! Karena sesungguhnya Allah tidak suka terhadap mereka yang isbal.” (HR. Ibnu Majah)

Hadits kesembilan
عن أبي جري جابر بن سلي
م الهجيمي قال له رسول الله صلى الله عليه وسلم: ارفع إزارك إلى نصف الساق, فإن أبيت فإلى الكعبين. وإياك وإسبال الإزار, فإنها من المخيلة, وإن الله لا يحب المخيلة.

Dari Abu Jari, Jabir bin Sulaim al-Hujaimy: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda : “Angkatlah sarungmu sampai tengah betis, jika engkau tidak berkenan, maka hingga batas mata kaki. Dan jangan sekali-kali mengisbalkan  sarungmu, karena isbal adalah termasuk perbuatan sombong, dan Allah tidak menyukai perbuatan sombong.” (HR. Abu Dawud)

Hadits kesepuluh

عن جبير بن مطعم : أنه كان جالسا مع ابن عمر, إذا مر فتى شاب عليه حلة صنعانية يجرها مسبل قال : يا فتى هلم! قال له الفتى : ما حاجتك يا أبا عبد الرحمن؟ قال : ويحك أتحب أن ينظر الله إليك يوم القيامة؟ قال: سبحان الله وما يمنعني أن لا أحب ذلك؟ قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : لا ينظر الله إلى عبد يوم القيامة يجر إزاره خيلاء. قال : فلم ير ذلك الشاب إلا مشمّرا حتى مات بعد ذلك اليوم.

Jubair bin Muth’im menceritakan, ia pernah duduk bersama Ibnu Umar. Tiba-tiba lewatlah seorang pemuda yang berjalan dengan baju hullah shan’aniyah yang diseret, Ibnu Umar berkata: “Wahai pemuda, kemarilah!” Pemuda tersebut menimpali : “Apa yang engkau inginkan, wahai Abu Abdirrahman (panggilan Ibnu Umar)?” (Ibnu Umar) menjawab: “Celakalah kamu! Tidak senangkah kau seandainya Allah melihat padamu di hari kiamat nanti?”

Pemuda itu menimpali : “Subhanallah, adakah yang menghalangiku hingga aku tidak menyenanginya?!” Ibnu Umar berkata : Aku telah mendengar Roasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Pada hari kiamat nanti, Allah tidak akan melihat kepada hamba yang menyeret sarungnya karena sombong”. Jubair bin Muth’im mengatakan: “Setelah hari itu, pemuda tersebut tidak pernah terlihat, kecuali ia mengangkat pakaiannya hingga pertengahan betis, sampai meninggalnya”. (HR. Baihaqi)

Hadits kesebelas

عن عمرو بن فلان الأنصاري قال : بينا هو يمشي وقد أسبل إزاره إذ لحقه رسول الله صلى الله عليه وسلم وقد أخذ بناصية نفسه وهو يقول : ” اللهم عبدك وابن عبدك ابن أمتك ” قال عمرو : فقلت : يا رسول الله إني رجل حمش (دقيق) الساقين فقال : ” يا عمرو إن الله عز و جل قد أحسن كل شيء خلقه يا عمرو ” وضرب رسول الله صلى الله عليه و سلم بأربع أصابع من كفه اليمنى تحت ركبة عمرو فقال : ” يا عمرو هذا موضع الإزار ” . ثم رفعها ثم ضرب بأربع أصابع تحت الموضع الأول ثم قال : ” يا عمرو هذا موضع الإزار  . ثم رفعها ثم وضعها تحت الثانية فقال : ” يا عمرو هذا موضع الإزار

Amr bin Fulan al-Anshary bercerita tentang dirinya, Ketika ia berjalan dengan menyeret sarungnya, tiba-tiba Rasulullah shalallahu‘alaihi wasallam- menghampirinya, dan beliau telah meletakkan tanganya pada permulaan kepala beliau seraya berkata: “Ya allah (lihatlah) hambamu, putra hamba laki-lakiMu dan putra hamba perempuanMu!”. ‘Amr berkata : “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku seorang yang betisnya kurus kering”.

Rasulullah menjawab : “Wahai ‘Amr, sesungguhnya Allah ta’ala telah menjadikan baik seluruh ciptaan-Nya.”
Maka Beliau shalallahu’alaihi wasalam meletakkan empat jari dari telapak kanannya tepat di bawah lututnya,‘Amr, seraya berkata: “Wahai ‘Amr inilah tempatnya sarung”. Kemudian beliau mengangkat empat jarinya, dan meletakkannya kembali di bawah tempat yang pertama, seraya berkata: “Wahai ‘Amr inilah tempatnya sarung”. Kemudian beliau mengangkat empat jarinya lagi, dan meletakkannya kembali di bawah tempat yang kedua, seraya berkata: “Wahai ‘Amr inilah tempatnya sarung” (HR. Ahmad)

Hadits kedua belas

موضع الإزار إلى أنصاف الساقين و العضلة ، فإذا أبيت فمن وراء الساقين ، و لا حق للكعبين في الإزار

“Tempat sarung adalah sampai pertengahan dua betis dan pada tonjolan dagingnya, tetapi jika kamu tidak menghendakinya maka (boleh) di bawah dua betis, dan tidak ada hak bagi mata kaki (tertutupi) sarung.” (HR. Ahmad)

Hadits ketiga belas

بَيْنَمَا رَجُلٌ يَجُرُّ إِزَارَهُ مِنْ الْخُيَلَاءِ خُسِفَ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي الْأَرْضِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Ketika seorang laki-laki memanjangkan kainnya dengan sombong, dia akan ditenggelamkan dengannya dibumi dan menjerit-jerit sampai hari kiamat.” (Mutafaqqun ‘alaih)

Bersambung ke Bagian II.

0 comments

Post a Comment