Adab Bertanya

Pertanyaan :

Assalamu'alaikum. Ustadz, saya kadang miris lihat adab dan tatacara orang bertanya kepada ulama. Dari bahasanya sudah mencerminkan "memperbudak" orang alim. Terkadang saya juga khawatir termasuk orang yg suul adab kepada ustadz. Mohon berikan kepada kami saran adab2 dalam bertanya  kepada ustadz dan orang alim.

Jawaban :
 
Wa'alaikumussalam warahmatullah.
Semoga Allah anugrahkan kepada antum kelembutan dengan keutamaan budi pekerti.

Berikut diantara adab bertanya kepada ahli ilmu yang kami sarikan dari kitab Ihya dan Al Washaya.
 
Siapkan pertanyaan dengan baik.
Bertanyalah Kepada ulama dengan bahasa yang santun dan jelas. Gunakanlah pilihan bahasa yang mudah dipahami olehnya dan gambaran permasalahan yang utuh.

Jika dalam bahasa tulisan, gunakanlah kaidah penulisan yang baik. Minimal jangan disingkat -singkat. Sungguh sebuah prilaku yang tidak terpuji meminta fatwa kepada ulama dengan gaya bahasa 'alay' atau sms.

Jangan nampakkan kepada ulama lewat tulisan anda, seakan -akan kita terlalu pelit menghargai orang meskipun hanya tulisan.

Beban seorang mufti terkadang sudah cukup berat untuk mencerna sebuah kasus yang ditanyakan. Jangan kita tambah dengan beban ia harus membuka kamus atau mengernyitkan dahi untuk tulisan kita.

Memperhatikan waktu ahli ilmu.
Bila dahulu seseorang hendak meminta fatwa ia harus datang kepada ulama karena  itu dituntunkan agar dalam meminta fatwa ia memperhatikan waktu sang ulama agar tidak mengganggunya.

Jika di zaman sekarang lebih kepada kesabaran dalam menanti jawaban dan memaklumi kealpaan. Karena dimasa kini, biasanya seseorang bertanya kepada ulama lewat media sosial.

Meski juga harus tetap diperhatikan agar telepon atau pesan pertanyaan dari kita tidak merepotkan sang ulama.

Kita harus menyadari bahwa seorang ulama yang  berfatwa bukan hanya menjawab 1 atau 2 pertanyaan. Puluhan pertanyaan perhari, ribuan pertanyaan perbulan harus dia selesaikan.

Dan karena sebuah pertanyaan sang ulama terkadang harus menyisihkan waktu cukup lama untuk membolak -balik kitab dan menulis jawaban.

Berikan apresiasi atas jawaban pertanyaan.
Memberi hadiah dan oleh-oleh kepada ulama atas fatwa yang diberikan adalah prilaku utama dan amalan orang -orang terdahulu.

Jika kita tidak mampu untuk itu, ucapkanlah minimal doa atau ungkapan terimakasih kepada sang ulama. Meski mereka yang sudah mewaqafkan ilmu dan dirinya untuk agama Allah tidak mengharap itu semua. Agar pahala yang ia terima semakin melimpah disisi Allah.

Jangan bertanya kecuali sesuatu yang bermanfaat.
Termasuk adab yang harus kita perhatikan dalam menyampaikan pertanyaan kepada ulama adalah, bertanya yang memang benar -benar membawa manfaat. Jangan bertanya sesuatu  yang sia-sia. Apalagi bertanya untuk sekedar mengetes kemampuannya atau menjatuhkan kehormatannya. Sungguh ini adalah prilaku tercela.

Mungkin ini sudah mencukupi. Wallahu a'lam. ©AST

0 comments

Post a Comment