Saya pernah
membaca tulisan bahwa kalau saat adzan
dikumandangkan dan kita asyik ngobrol,
maka lidah kita akan kelu saat sakaratul maut sehingga tidak bisa mengucapkan
kalimat tauhid. Mohon penjelasannya dan hadits terkait.
Ustadz, saya
sering mendapati dalam web2 satu hadis yg berbunyi, "Hendaklah kamu
mendiamkan diri ketika adzan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika
maut menghampirinya. " Shahihkah hadits tersebut ?
Jawaban :
‘Hadits’
tersebut adalah hadits super palsu, yang adanya bahkan hanya di internet, tidak ada dalam kitab-kitab
hadits manapun meslipun dengan status palsu sekalipun, sehingga tidak perlu dirisaukan.
Memang
ketika adzan dikumandangkan bukan perkara terpuji jika seseorang asyik ngobrol
ngalur ngidul tanpa hal yang bermanfaat untuk dibicarakan. Tapi yang benar ketika
mendengar adzan itu bukan diam, namun menyahut sebagaimana lafadz adzan yang
dikumandangkan muadzin agar mendapatkan keutamaan. Sebagaimana disebutkan dalam
hadits –hadits berikut ini :
إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ
أَكْبَرُ، فَقَالَ أَحَدُكُمْ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ، ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ قَالَ: أَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، قَالَ: لَا
حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ،
قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، ثُمَّ قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ، قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ: لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهُ، قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Apabila
muadzin mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar maka salah seorang dari
kalian menjawab Allahu Akbar, Allahu Akbar. Lalu apabila muadzin mengucapkan
Asyhadu alla ilaaha illallah maka salah seorang dari kalian menjawab Asyhadu
allaa ilaaha illallah. Apabila Muadzin mengucapkan Asyhadu anna
muhammadar rasuulullah maka salah seorang dari kalian menjawab Asyhadu
anna muhammadar rasuulullah. Apabila muadzin mengucapkan Hayya ala
ash-shalah maka salah seorang dari kalian menjawab Laa haula walaa
quwwata illaa bilaah. Apabila muadzin mengucapkan Hayya ‘ala al falaah,
maka salah seorang dari kalian menjawab Laa haula walaa auwwata illaa
billaah. Apabila muadzin mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar maka
salah seorang dari kalian menjawab Allahu Akbar, Allahu Akbar. Apabila
muadzin mengucapkan, Laa ilaahaa illallah dia menjawab, Laa ilaaha
illallahu dengan setulus hatinya, maka ia akan masuk surga.”(HR. Muslim)
مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ،
رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، غُفِرَ
لَهُ ذَنْبُهُ
“Barangsiapa
ketika mendengar muadzin mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahuu
laa syarikalah, wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Radhitu billahi rabba,
wa bimuhammadin rasuula, wabil islami diina (Saya bersaksi bahwa tiada
tuhan selain Allah, Dialah tuhan satu-satunya, tiada sekutu baginya. Dan bahwasanya
Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya, saya rela Allah sebagai tuhan,
Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agama), maka dosanya akan diampuni.”
(HR. Muslim)
Lalu pertanyaannya, apa hukum
menjawab lantunan adzan, sunnaah atau wajib ? Simak jawabannya dibahasan :
Hukum menjawab adzan.
Wallahu a’lam.