Pendalilan tidak wajib mandi bagi istihadhah

Pertanyaan :

Syaikh bagaimana bisa mayoritas ulama tidak mewajibkan mandi setiap kali akan shalat  bagi wanita yang sedang istihadhah padahal asa hadits shahih riwayat Bukhari Muslim yang berbunyi ; hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata: “Ummu Habibah bintu Jahsy meminta fatwa kepada Rasulullah lalu berkata: “Saya mengalami istihadhah.” Nabi menjawab : “Sesungguhnya itu hanyalah urat (yang putus). Mandilah engkau dan shalatlah.” Lantas dia (Ummu Habibah) mandi untuk setiap kali shalat.” [HR Al Bukhari (327) dan Muslim (334)]

Ane tunggu penjelasannya.

Jawaban :
Ya memang ada sebagian ulama yang mewajibkan mandi bagi wanita yang sedang istihadhah berdasarkan riwayat diatas. Sedangkan mayoritas ulama berpendapat sebaliknya, yakni tidak wajib. Bukan berarti jumhur ulama tidak tahu bahwa hadits itu shahih, mereka lebih paham hadits dari kita tentunya. 

Yang harus dijelaskan adalah cara jumhur menelaah hadits tersebut dan menyimpulkan hukumnya yang harus kita pahami.
  1. Dalam hadits tersebut kondisi ummu Habibah sedang haidh, namun setelah darah keluar sekian lama tidak kunjung berhenti maka ia mengkhabarkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
  2. Maka Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam memerintahkan ummu Habibah bersuci dari Haidh dengan cara mandi, kemudian mengerjakan shalat. Artinya shalat sudah wajib dikerjakan.
  3. Perintah dari Nabi hanya menyebutkan mandilah (sekali) lalu shalatlah, bukan mandikah kamu setiap kali akan shalat.
  4. Perbuatan  mengerjakan mandi setiap kali shalat adalah ijtihad pribadi Ummu Habibah, bukan perintah dari Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
  5. Mandi setiap kali shalat adalah sunnah bagi wanita itihadhah, namun akan sangat memberatkan bilanitu diwajibkan oleh Nabi.

Kurang lebih seperti itu penjelasan  jumhur ulama mazhab mengenai hadits diatas. Wallahu a'lam. ©AST

0 comments

Post a Comment