Acara Tahlilan


🔸Ibunda tercinta kami baru saja dipanggi Allah ustadz. Kebiasaan dilingkungan kami mengadakan tahlilan pada hari 1 sampai ke 7, lalu hari ke -40, 100 dan seterusnya.

Kami belum bisa melakukan acara tersbeut bila belum tahu dasar hukumnya. Apakah ada dasar pelaksanaan tahlilan itu ?

⭐Jawaban.

🔹Masalah Tahlilan, kata sebagian ustadz termasuk perkara hangat yang tidak ada habisnya dibicarakan. Namun menurut saya, ini termasuk tema permasalahan yang bukan sekedar hangat, tapi panas plus pedas.

🌾 Bagaimana tidak, setiap kali dibahas, pasti akan membelah umat menjadi dua kelompok besar, satu group mengharamkan tahlilan sampai dari pangkal sampai ujungnya, dan yang lain akan membela mati-matian sampai tetes darah yang penghabisan.

🌱 Rasanya kalau ada orang ingin mengadu domba umat Islam, tidak perlu modal macam-macam. Cukup angkat isu Tahlilan, maka isu turunannya seperti Syirik, Bid’ah, Wahabi,  akan ikut panjang ngantri dibelakang.

🔹 Umat yang sudah guyup akan langsung saling sikut, tragedi perang dingin akan kembali terjadi. Blok kanan blok kiri, blok abangan blok santri, Blok Aswaja blok Wahabi.

Lagi-lagi kalau sudah begini, yang akan rugi ya umat islam sendiri. Orang lain sudah kebulan, kita masih cakar-cakaran masalah tahlilan. Kita berantem mereka tepuk tangan.

🌱Sehingga jujur harus ana ungkapkan, membicarakan (menjawab) tahlilan agak  ana hindari. Bukan ana antipati dan tidak mau urun pikiran mencarikan solusi. Bukan.  Tapi lebih kepada pertimbangan manfaat dan mafsadat. Karena kalau kita mulai ngomong,  biasanya langsung  akan ditebak, ini ustadz ‘Wahabiyun’ atau ‘Kuburiyyun’ ya ? Kalau ruh fanatisme pendapat belum kita tanggalkan, sampai berbusa mulut menjelaskan, atau sampai keriting jari mengetuk keyboard tidak akan ada manfaat yang bisa diharapkan.

🌱Karena itu, ana minta semacam garansi dari antum, jika ingin menerima  penjelasan dari ana tentang masalah ini. Bersikaplah adil. Jangan sempitkan dada Islam dengan permasalahan klise seperti ini. Jangan sampai eker-ekeran digroup. Setuju … ?

Akhukum. ©AST

0 comments

Post a Comment