HADITS-HADITS RAJAB



Ustadz mau bertanya tentang hadits berikut ini shahih atau tidak ?

“Barangsiapa berpuasa 3 hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya puasa 1 bulan, barangsiapa berpuasa 7 hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu Neraka, barangsiapa yang berpuasa 8  hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya 8 pintu-pintu Surga. Dan barangsiapa puasa 10 hari diakbulkan semua permintaaanya.” Hadits riwayat at Thabrani.

Jawaban :
Sejauh yang kami ketahui, tidak ada satupun hadits shahih yang berbicara tentang keutamaan bulan Rajab dan ibadah di dalamnya. Terlepas dari status hukum puasa Rajab yang memang diperbedapendapatkan oleh ulama.

Sebagaimana yang dikatakan Al Hafizh Ibnu Hajar Al-’Asqalani rahimahullah: “Adapun hadits-hadits yang menyebutkan tentang keutamaan bulan Rajab, keutamaan berpuasa Rajab, atau keutamaan berpuasa beberapa hari pada bulan tersebut, maka terbagi menjadi dua: (1) hadits-haditsnya maudhu’ (palsu), dan (2) hadits-haditsnya dha’if (lemah).[1]
Lafadz yang serupa dengan ‘hadits’ yang ditanyakantemukan dalam penjelasan para ulama  adalah sebagai berikut :

مَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبَ كُتِبَ لَهُ صِيَامُ شَهْرٍ وَمَنْ صَامَ سَبْعَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبَ أَغْلَقَ اللهُ عَنْهُ سَبْعَةَ أَبْوَابٍ مِنَ النَّارِ وَمَنْ صَامَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبٍ فَتَحَ اللهُ ثَمَانِيَةَ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ صَامَ نِصْفَ رَجَبَ حَاسَبَهُ اللهُ حِسَاباً يَسِيْراً.
“Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya delapan buah pintu dari pintu-pintu Surga. Dan barangsiapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.”

Catatan :
1.      Tidak ada lafadz : Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.
2.      Tidak ada lafadz 10 hari, tapi setengah bulan.
3.      Dipertanyaan yang lain malah ‘haditsnya’ dengan menyebutkan : ‘Siapa yang menyebarkan ini seperti beribadah 80 tahun.’ 

Takhrij dan kedudukan hadits
Hadits ini tidak ada dalam sunan Thabrani seperti yang dikatakan. Adanya dalam kitab al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaadits al-Maudhu’ah (no. 288). Setelah membawakan hadits ini asy-Syaukani berkata: “Suyuthi membawakan hadits ini dalam kitabnya, al-Laaliy al-Mashnu’ah, ia berkata: ‘Hadits ini diriwayatkan dari jalan Amr bin al-Azhar dari Abaan dari Anas secara marfu’.’”
Dalam sanad hadits tersebut ada dua perawi yang sangat lemah:
1.      ‘Amr bin al-Azhar al-‘Ataky.
Tentang rawi diatas Imam an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits.” Sedangkan kata Imam al-Bukhari: “Dia dituduh sebagai pendusta.” Kata Imam Ahmad: “Dia sering memalsukan hadits.”[2]
2.      Abaan bin Abi ‘Ayyasy.
            Imam Ahmad dan an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits (ditinggalkan haditsnya).” Kata Yahya bin Ma’in: “Dia matruk.” Dan beliau pernah berkata: “Dia rawi yang sangat lemah.”[3]
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Syaikh dari jalan Ibnu ‘Ulwan dari
Abaan. Kata Imam as-Suyuthi: “Ibnu ‘Ulwan adalah pemalsu hadits.”[4]
 
Kesimpulan
Hadits diatas derajatnya sangat lemah atau palsu. Hindari untuk menyebarkannya agar kita termasuk oleh orang yang diancam oleh hadits Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam : Barangsiapa yang berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya (yakni tempat tinggalnya) di neraka.” (HR. Bukhari)
Wallahu a’lam.


[1] Tabyinul Ujab, hal. 11
[2] Adh Dhu’afa wal Matrukin no. 21, Mizaanul I’tidal (I/10), al-Jarh wat Ta’dil (2/295).
[3] Ibid
[4] Al-Fawaaidul Majmu’ah hal. 102.

0 comments

Post a Comment