Apakah yang dimaksud duduk ketika buang air itu seperti duduk disuatu
tempat ataukah nongkrong ustadz ?
Jawaban :
Ketika buang
air disunnahkan dilakukan dengan posisi
duduk. Hal ini didasarkan kepada hadits riwayat Abdurrahman bin Hasanah :
خَرَجَ
عَلَيْنَا النَّبِيُّ وَهُوَ فِي يَدِهِ كَهَيْئَةِ الدَّرَقَةِ قَالَ :
فَوَضَعَهَا ، ثُمَّ جَلَسَ فَبَالَ إِلَيْهَا
“Nabi shallallahu‘alaihi wasallam pernah keluar
bersama kami dan di tangannya terdapat sesuatu yang berbentuk perisai, lalu
beliau meletakkannya kemudian beliau duduk lalu kencing menghadapnya.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Bagaimana posisi
duduk yang dimaksud ?
Dalam kitab al Mausu’ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah
jilid 8 pada halaman 34 dijelaskan sebagai berikut : Para ulama menjelaskan bahwa disukai ketika
buang hajat dengan duduk berjongkok dengan membentangkan kaki, tubuh bertumpu
pada kaki kiri sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits riwayat oleh
Suraqah bin Malik, beliau berkata :
عَلَّمَنَا رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا
دَخَل أَحَدُنَا الْخَلاَءَ أَنْ يَعْتَمِدَ الْيُسْرَى وَيَنْصِبَ الْيُمْنَى
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajari kami apabila salah seorang
diantara kami akan masuk tempat buang hajat agar bersandar kepada kaki kiri dan
menegakkan kaki kanan.”[1]
Posisi jongkok seperti ini lebih
memudahkan untuk keluarnya kotoran dan menuntaskannya.
Demikian. Wallahu a’lam.
0 comments
Post a Comment