Menjelang Ramadhan
ramai di Sosmed tentang hadits yang bunyinya :
Do’a Malaikat
Jibril Menjelang Ramadhan: Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad
shalallahu ‘alaihi wa sallam, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak
melakukan hal-hal yang berikut: (1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu
kepada kedua orang tuanya, (2) Tidak berma’afan terlebih dahulu
antara suami istri (3)Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang
sekitarnya Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali.
Bagaimana kedudukan hadits tersebut ustadz ?
Jawaban :
Hadits dengan
redaksi diatas adalah palsu dan tidak ada tercantum dalam kitab hadits manapun.
Rasanya hadits tersebut baru muncul belakangan ini, jadi kalau dilacak
sumbernya mentoknya Cuma dari artikel-artikel yang tidak jelas.
Kemungkinan ‘hadits’
diatas adalah hasil gubahan dari hadits shahih berikut ini :
حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، أنا
ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلالٍ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ
زَيْدٍ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَقِيَ الْمِنْبَرَ، فَقَالَ: ” آمِينَ، آمِينَ،
آمِينَ“، فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا كُنْتَ تَصْنَعُ هَذَا؟ !
فَقَالَ: ” قَالَ لِي جِبْرِيلُ: أَرْغَمَ اللَّهُ أَنْفَ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ
دَخَلَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ.ثُمَّ
قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا
لَمْ يُدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ .ثُمَّ
قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ، ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ
عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ “
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu‘anhu, bahwa suatu hari Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam naik mimbar dan beliau bersabda, “Amin, amin, amin.”
Ditanyakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu mengatakan
seperti itu?” Beliau bersabda, “Jibril berkata kepadaku, “Semoga Allah
menghinakan seorang hamba yang setelah memasuki Ramadhan, Allah belum
mengampuni dirinya.” Maka aku katakan, “Amin.” Kemudian Jibril berkata,
“Terhinalah seorang hamba yang mendapati kedua orangtuanya masih hidup atau
salah satu dari keduanya akan tetapi tidak dapat membuatnya masuk surga.” Maka
aku katakan, “amin.” Kemudian Jibriil berkata, “Terhinalah seorang hamba ketika
namamu disebut di sisinya, ia tidak bershalawat kepadamu.” Maka aku katakan,
“Amin.”
(HR. Ibnu Khuzaimah)[1]
Ada pula hadits
serupa dari jalur Abu Salamah
‘Abdullah bin ‘Abdurrahman bin ‘Auf ia berkata : Telah menceritakan
kepada kami Ahmad bin Ibrahim Ad-Dauraqiy, telah menceritakan kepada kami Rib’i
bin Ibrahim, dari ‘Abdurrahman bin Ishaq, dari Sa’id bin Abu Sa’id Al-Maqburiy,
dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam
bersabda, “…(Al-Hadits)”[2]
Kesimpulannya bahwa perkataan yang
ditanyakan adalah bukan hadits, tapi hanya hasil kerajinan tangan orang yang
kelewat kreatif. Padahal resiko ngotak-ngatik hadits itu bukan perkara ringan,
ancamannya super berat :
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ
مِنْ النَّارِ
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan bukan hanya yang membuat-buat
hadits palsu, yang turut menyebarkannya termasuk yang diancam dengan hadits
tersebut.
Wallahu a’lam.
[1] Diriwayatkan
pula oleh imam Bukhari (Al-Adabul Mufrad no. 646); Al-Baihaqi (As-Sunan
Al-Kubraa 4/303; Fadhaa’ilul Auqaat no. 55); Ath-Thabarani (Mu’jam Al-Ausath
no. 8994); Ismaa’il bin Ishaq Al-Qadhiy (Fadhl Ash Shalaatu ‘Alan Nabi no. 18)
[2] Diriwayatkan
pula oleh Ahmad (Musnad no. 7402); Ibnu Hibban (Shahih Ibnu Hibban no. 908); Al-Hakim
(Al-Mustadrak 1/549); Ibnul A’rabiy (Mu’jam Ibnul A’rabiy no. 1325); Ibnu Abi
‘Ashim (Ash-Shalatu ‘Alan Nabiy no. 65); Asy-Syajariy (Al-Amaliy no. 633); Ibrahim
Al-Harbiy (Gharibul Hadits 3/1076); Ibnu ‘Abdil Barr (Itsaratul Fawa’id no. 7);
Al-Baghawiy (Syarhus Sunnah no. 689; Ma’alimut Tanzil no. 727); Al-Qaadhiy ‘Iyadh
(Asy-Syifaa 2/50).
0 comments
Post a Comment