PERTANYAAN YANG MENGGUGAH JIWA

Istri pernah melontarkan sebuah pertanyaan yang cukup membuat membuat dahi sedikit berkerut.  Sebenarnya wajar saja isi pertanyaannya, cuma agak sensitif disesamanya, kaum hawa. Jadi mohon maaf ibu-ibu ya ?

Dia memulai petanyaannya, "Abi, kalau suami poligami dan sang istri sabar atasnya, maka dia akan mendapat pahala yang besar karena kesabarannya. Lalu bagaimana kasusnya kalau ada istri yang justru bahagia dengan syariat yang satu ini. Dia senang suaminnya poligami ?"

Ana balik bertanya, : "Apa alasan si istri itu senang dipoligami ? "

Istri menjawab : "Banyaklah alasannya, diantaranya dia akan tambah saudara, juga akan menjadi sarana panen pahala baginya karena setiap kebaikan dari madunya dia turut mendapatkannya."

Ana kemudian melanjutkan : "Istri yang seperti itu akan mendapatkan pahala yang lebih besar."

Istri menukas, "Bukankah ada kaidah yang bunyinya : pahala ibadah itu besarnya sebanding dengan beban beratnya. Bagaimana dia bisa mendapatkan pahala lebih besar padahal dia tidak merasakannya sebagai beban, justru hal yang menyenangkan ?"

Ana kembali menjawab, "Umi salah pasang kaidah. Kalau kaidahnya dipakai untuk kasus seperti itu, bisa saja dikatakan : Yang rajin shalat berjama'ah sama yang masih jarang-jarang shalatnya pahalanya besar yang masih jarang-jarang, yang rajin puasa sunnah sama yang malas, besar yang malas. Karena orang kedua merasa berat sedangkan orang pertama sudah enjoy."

Dia tersenyum dan bertanya lagi : “Lalu bagaimana pendalilannya ?”

Ana menjawab dengan melontarkan pertanyaan : "Apa yang diperintahkan kepada hamba ketika mendapatkan musibah dan ketika mendapatkan nikmat ?"

Dia menjawab : "Dapat musibah bersabar dan ketika dapat nikmat bersyukur."

Ana melanjutkan : "Lalu bagaimana jika ada seseorang yang tertimpa musibah justru dia bersyukur. Karena merasa nikmat yang diambil tidak sebanyak yang masih tersisa bersamanya ? Keridhaan yang ada dalam hatinya lebih besar dari rasa sedihnya. Seperti Nabi Ayyub bersyukur ketika diuji Tuhannya."

Istri sambil berbinar : "Alhamdulillah, umi sekarang sudah paham. Jazakallah khoir, barakallah fi ulumikum."

Ana menjawab : "Amin. Sekarang Izinkan abi balik bertanya, kenapa umi nanya seperti itu ?"
Istri menjawab : "Nggak ada, cuma pengen nanya aja."

Ana : “Cuma nanya aja , gitu aja ??? @#$&?”


0 comments

Post a Comment