Ustadz
saya pernah dengar bahwa di bulan Ramadhan bukan hanya pahala yang
dilipatgandakan, tapi juga dosa dari maksiat yang kita kerjakan di bulan ini.
Apakah benar demikian ?
Jawaban
Memang ada sebuah riwayat yang secara khusus menyebutkan
tentang pelipatgandaan dosa yang dikerjakan di bulan Ramadhan yakni :
فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ
فِيهِ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ
“Takutlah
kalian terhadap bulan ramadhan. Karena pada bulan ini, kebaikan dilipatkan
sebagaimana dosa juga dilipat-gandakan.”[1]
Namun
hadits diatas dihukumi lemah oleh para ulama, al Haitsami
berkata, “Dalam sanadnya terdapat perawi bernama Isa bin Sulaiman, dia dinilai
lemah oleh Ibn Ma’in. Dia bukan orang yang sengaja berdusta, akan tetapi dia
lemah hafalannya.”[2] Demikian juga Ibnu Muflih
melemahkan hadits ini.[3]
Namun
demikian, pada umumnya para
ulama memang berpendapat bahwa dosa yang dilakukan pada waktu mulia atau di
tempat mulia, derajatnya lebih besar dibandingkan dosa yang dilakukan di tempat
atau waktu biasa. Sedangkan bulan Ramadhan adalah termasuk
waktu yang dimuliakan.
Ibnu
Muflih berkata : “Pelipatan
dosa sebanding dengan pelipatan pahala, pada tempat dan waktu yang diagungkan.”[4]
Pengarang kitab Mathalib Uli an-Nuha (2/385) mengatakan:
وتضاعف الحسنة والسيئة بمكان فاضل كمكة والمدينة وبيت المقدس وفي
المساجد وبزمان فاضل كيوم الجمعة والأشهر الحرم ورمضان
“Kebaikan dan kejelekan dilipatgandakan terkait tempat
yang mulia seperti Mekkah, Madinah dan Baitul Maqdis serta masjid-masjid,
begitu juga dengan waktu yang agung, seperti hari Jum’at, bulan-bulan haram
(suci) dan Ramadan.”
Pendapat para ulama ini disandarkan kepada beberapa dalil
diantaranya firman Allah ta’ala :
وَمَنْ
يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Siapa
yang bermaksud di dalamnya (kota Mekah) untuk melakukan kejahatan secara zalim,
niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.” (QS. al-Hajj: 25)
Wallahu a’lam.
0 comments
Post a Comment