BERCELAK DI HARI ASYURA

 

Maaf kiyai izin bertanya tentang dasar amalan bercelak di hari Asyura, apakah ada haditsnya ?

Jawaban

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq

Amalan ini tidak memiliki dasar yang kuat sama sekali dari hadits Nabi shalallahu’alaihi wassalam. Bahkan status haditsnya adalah palsu menurut para ulama, sehingga kita tidak boleh menisbahkan hal tersebut sebagai amalan sunnah Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam.

Yang tersebar adalah riwayat berikut ini :

 ... وَمَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ لَمْ يَمْرَضْ مَرَضًا إِلا مَرَضَ الْمَوْتِ، وَمَنِ اكْتَحَلَ يَوْمَ عَاشُورَاء لم ترمد عَيْنَيْهِ تِلْكَ السَّنَةَ كُلَّهَا

Barang siapa yang mandi di hari Asyura’ maka dia tidak akan sakit kecuali sakit yang menyebabkan kematiannya, dan barang  siapa yang memakai celak di hari Asyura maka tidak akan sakit mata selama setahun tersebut.

Takhrijnya

Hadits ini tidak ada dalam kitab hadits rujukan manapun. Hanya tercantum di kitab kumpulan hadits palsu al imam Ibnul Jauzi rahimahullah, selebihnya terselip di beberapa kitab yang dinukil tanpa menyebutkan rantai riwayat yang bisa dipertanggungjawabkan.

Statusnya

Al Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata :

هذا حديث لا يشك عاقل في وضعه

“Hadits ini tidak diragukan lagi bagi orang yang berakal akan kelemahannya.”[1]

Al imam Suyuthi rahimahullah berkata :

موضوع

“Palsu.”[2]

Syaikh Syatha ad Dimyathi asy Syafi’i rahimahullah berkata :

فمنها ما هو ضعيف، ومنها ما هو منكر موضوع

“Darinya (Amalan Asyura) ada yang lemah, dan sembagiannya yang lain munkar yang palsu.”[3]

Berkata al Imam Ibnu Rajab al Hanbali rahimahullah :

وكل ما روي في فضل الاكتحال في يوم عاشوراء والاختضاب والاغتسال فيه فموضوع لا يصح

“Semua apa yang diriwayatkan tentang keutamaan memakai celak di hari Asyura, memakai pacar kuku, mandi adalah hadits palsu tidak shah sama sekali.”[4]

Al Imam Buhuti rahimahullah berkata :


وما روي في فضل الاكتحال والاختضاب والاغتسال ... فكل ذلك كذب على النبي صلى الله عليه وسلم ومثل ذلك: بدعة لا ‌يستحب ‌شيء ‌منه ‌عند ‌أئمة الدين

“Apa yang diriwayatkan tentang keutamaan memakai celak, memakai pacar kuku, mandi (di hari Asyura) dan amalan semisal ...semua itu adalah bentuk kedustaan atas Nabi shalallahu’alaihi wassalam. Semuanya adalah perbuatan bid’ah yang tidak ada satupun ulama madzhab yang menganjurkannya.”[5]

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :

 

فإن هذا الحديث ونحوه كذب مختلق باتفاق من يعرف علم الحديث

“Sesungguhnya hadits ini dan yang semisalnya adalah dusta yang tertolak dengan kesepakatan siapapun yang mengetahui ilmu hadits.”[6]

Kesimpulan

Jika ada yang mau memakai celak mata tentu sakja boleh-boleh saja, namun tidak perlu untuk dikait-kaitkan dengan amalan Asyura yang disandarkan kepada Nabi shalallahu’alahi wassalam karena ini jelas bentuk kedustaan yang diharamkan.

Wallahu a’lam.


[1] Al Maudhu’at (2/201)

[2] La’alil Masnu’ah (2/93)

[3] I’anah ath Thalibin (2/301)

[4] Lathaif al Ma’arif hal. 102

[5] Kasyf al Qina (2/339)

[6] Majmu’ Fatawa ( 4/513)

0 comments

Post a Comment