MEMBUKA ACARA DENGAN AL FATIHAH BID’AH ?

Afwan kiyai izin bertanya, benarkah membaca al Fatihah ketika membuka majelis atau pengajian itu hukumnya bid’ah seperti yang sedang viral akhir-akhir ini ?

Jawaban

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq

Membaca al Qur’an termasuk surah al Fatihah bukanlah perbuatan bid’ah dalam pandangan jumhur ulama bahkan itu dipandang sebagai perkara yang utama.  Sebagian mengatakan hukumnya mustahab (disukai) sedangkan yang lainnya berpendapat mubah. Dan ada sebagian ulama lainnya yang menyatakan tidak disunnahkan bila bacaan al Qur’annya dikhususkan hanya al Fatihah saja.

Mari kita simak penjelasan masing-masing pendapat

Sunnah

Al imam Syaikh Khatib al Baghdadi rahimahullah berkata :

‌وأستحب ‌أن ‌يقرأ ‌بعضهم ‌سورة ‌أو ‌آيات ‌من ‌القرآن ، قبل تدريس الفقه أو بعده...كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اجتمعوا تذاكروا العلم ، وقرءوا سورة

“Dianjurkan bagi salah satu hadirin untuk membaca satu surat atau beberapa ayat dari al-Quran sebelum pelajaran fiqih dimulai ataupun sesudahnya...  Adalah dahulu para shahabat Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam ketika berkumpul untuk membicarakan ilmu agama, maka mereka membaca satu surat dari al-Quran.”[1]

Al imam al ‘Aini al Hanafi rahimahullah berkata :

واستحسنوا البدء في مجلس الإملاء بقارئ تلا شيئا من القرآن كان الصحابة ‌إذا ‌اجتمعوا ‌تذاكروا ‌العلم وقرأوا ‌سورة

“Dan merupakan perkara yang baik memulai majelis pengajaran dengan adanya seseorang yang membacakan sedikit dari al Qur’an. Hal ini karena dahulu para shahabat jika mereka berkumpul untuk mempelajari ilmu mereka membaca surah dari al Qur’an.”[2]

Al Imam Atha’ bin Abi Rabbah rahimahullah berkata :

‌إذا ‌أردت ‌حاجة ‌فاقرأ ‌بفاتحة ‌الكتاب ‌حتى ‌تختمها ‌تقضى ‌إن ‌شاء ‌الله تعالى

“Jika engkau memiliki hajat, maka bacalah surah al Fatihah hingga akhirnya, maka insyaallah akan dikabulkan oleh Allah.”[3]

Ulamanya generasi tabi’in ini malah menegaskan bahwa al Fatihah bisa dijadikan sebagai sarana tawasul agar mudah terkabulnya hajat. Sehingga ini menjadi dasar pendapat sebagian orang yang membuka acara dengan mengatakan, “Agar acara ini berjalan lancar, mari kita buka dengan membaca surah al Fatihah...”

Mubah

Dalam kitab Durarul Bahiyah yang merupakan kumpulan fatwa-fatwa ulama Kuwait dinyatakan :

إن ‌افتتاح ‌المجالس والحفلات والدروس والندوات بترتيل آيات من ‌القرآن الكريم جائز شرعاً

“Sesungguhnya membuka majelis, pertemuan, pembelajaran dan seminar dengan membaca ayat-ayat al Qur’an hukumnya adalah boleh menurut syari’at.”[4]

Tidak disunnahkan

Asy Syaikh al Baijuri rahimahullah berkata :

وما يفعله النّاس من قراءة الفاتحة اذا عقدوا مجلسا فارقوه غير سنّة والسّنة سورة العصر لمَا فيها من التوصية بالصبر وبالحق وغير ذالك

“Kebiasaan yang dikerjakan oleh orang-orang berupa membaca al-fatihah apabila mereka duduk dan bubar di sebuah majelis itu bukanlah termasuk kesunahan. Yang disunahkan adalah membaca surat al-Ashar karena di dalam surat tersebut mengandung pesan saling menasehati dengan kesabaran, kebenaran dan lain sebagainya.[5]

Khatimah

Jika kita kembalikan masalah ini kepada pendapat para ulama madzhab, maka tidak ada satupun dari mereka yang menghukumi membaca al Fatihah untuk membuka acara dengan hukum bid’ah alias perkara yang diharamkan, bahkan sebagiannya menganggap sebagai perkara yang mustahab atau disunnahkan.

Dan jika teman-teman yang suka membid’ahkan ini masih tidak puas dengan jawaban ulama-ulama madzhab di atas, berikut kami sertakan fatwa dari Syaikh Al Albani yang menyatakan bahwa membuka majelis dengan membaca al Qur’an bukanlah perkara bid’ah, bahkan ia adalah amalan para ulama klasik terdahulu.

Berkata Syaikh Nashiruddin al Albani rahimahullah :

افتتاح المجالس بقراءة عشر من القرآن هو من عمل السلف.أما ختمها فليس كذلك ، وإنما تختم المجالس بكفارة المجلس  وهي معروفة.

“Membuka majelis dengan membaca sepuluh ayat dari al Qur’an adalah termasuk dari amalan ulama salaf terdahulu. Sedangkan saat menutupnya, tidak dianjurkan. Karena menutup majelis adalah dengan membaca do’a kafaratul Majelis. Dan ini sudah terkenal.”[6]

Berkata Syaikh bin Baz rahimahullah :

أما إذا كان القصد الاستماع للفائدة، والتلذذ في استماع القرآن والاستفادة من القرآن فلا حرج إن شاء الله في ذلك

 

“Jika tujuannya mendengarnya untuk mengambil manfaat, atau untuk merasakan nikmatnya dari mendengar al Qur’an dan memgambil pelajaran dari al Qur’an, maka yang seperti itu tidak masalah insyaallah.”[7]

Wallahu a’lam


[1] Faqih al Mutafaqih (2/262)

[2] Syarh al Fiyah al Iraqi hal. 274

[3] Faidh al Qadir (4/420)

[4] Durarul Bahiyah (1/326)

[5] Hasyiah al Baijuri hal. 265

[6] Al-alBany.c*om

[7] Al-Ajury.c*m

 

0 comments

Post a Comment