MELETAKKAN MUSHAF QUR'AN DI LANTAI

 Ustadz apakah meletakkan al Quran di lantai begini dengan maksud membagi, termasuk ke dalam sikap tidak menghormati al Quran ?

Jawaban

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq

Ulama sepakat tentang wajibnya untuk memuliakan mushaf al Quran dan menjauhi segala hal yang bisa menjatuhkan pada perendahan terhadapnya. Berkata al Imam Nawawi rahimahullah :

أجمع ‌العلماء ‌على ‌وجوب ‌صيانة ‌المصحف واحترامه فلو ألقاه والعياذ بالله في قاذورة كفر

 “Ulama telah bersepakat atas kewajiban menjaga mushaf dan memuliakannya. Apabila ada orang yang dengan sengaja membuang al Qur’an di tempat kotor maka ia jatuh kepada hukum kafir.”[1]

 Meletakkan mushaf al Qur’an di lantai adalah salah satu perbuatan yang berpotensi menjatuhkan kepada hukum merendahkan syiar-syiar agama meskipun tanpa diiringi niat demikian ketika melakukannya. Hanya saja ulama berbeda pendapat tentang hukumnya, mayoritas ulama mengharamkan sedangkan sebagiannya yang lain memakruhkan atau minimal memandang perbuatan yang menyelisihi keutamaan.  Berikut fatwa-fatwa para ulama dalam masalah ini :

Al imam Ibnu Hajar al Haitami rahimahullah berkata :

أنه يحرم عليه ‌وضع ‌المصحف ‌على ‌الأرض

 “Sungguh diharamkan atas seseorang meletakkan mushaf al Qur’an di atas lantai.”[2]

Syaikh Sulaiman al Bujairami rahimahullah berkata :

ويحرم ‌وضع ‌المصحف ‌على ‌الأرض بل لا بد من رفعه عرفا ولو قليلا

“Dan diharamkan meletakkan mushaf al Qur’an di atas lantai, hendaknya seseorang meletakkannya di tempat yang lebih tinggi meskipun sekedar lebih tinggi sedikit.”[3]

Al imam Ramli rahimahullah berkata :

أنه يحرم عليه ‌وضع ‌المصحف ‌على ‌الأرض

“Sungguh diharamkan atas seseorang meletakkan mushaf al Qur’an di atas lantai.”[4]

Syaikh Abu Abdillah al Maliki rahimahullah berkata :

لا تجوز كتابة البسملة ولا شيء من القرآن ولا من أسماء الله تبارك وتعالى ‌على ‌الأرض الطاهرة لأنه تنقيص  ...ولقول الفقهاء ‌وضع ‌المصحف ‌على ‌الأرض الطاهرة استخفافا به ردة، فعلم منه أن وضعه عليها بلا استخفاف ممنوع

 “Tidak boleh menulis basmallah atau apapun potongan dari al Qur’an atau dari nama-nama Allah di atas lantai meskipun lantai itu suci, karena ini termasuk perbuatan yang kurang baik... Dan telah berkata para ulama tentang meletakkan mushaf al Qur’an di lantai meskipun bersih dengan niat merendahkan al Qur’an maka pelakunya dihukumi murtad. Dan jika melakukannya bukan karena hendak merendahkan Quran hukumnya tetap terlarang.”[5]

Dalil-dalilnya

Berikut diantara riyawat yang dijadikan dalil oleh para ulama dalam membuat kesimpulan hukum tentang masalah ini.

Dari shahabat yang mulia Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma beliau berkata :

أَتَى نَفَرٌ مِنْ يَهُودٍ، فَدَعَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْقُفِّ، فَأَتَاهُمْ فِي بَيْتِ الْمِدْرَاسِ، فَقَالُوا: يَا أَبَا الْقَاسِمِ: إِنَّ رَجُلًا مِنَّا زَنَى بِامْرَأَةٍ، فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ، فَوَضَعُوا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وِسَادَةً فَجَلَسَ عَلَيْهَا، ثُمَّ قَالَ: «بِالتَّوْرَاةِ»، فَأُتِيَ بِهَا، فَنَزَعَ الْوِسَادَةَ مِنْ تَحْتِهِ، فَوَضَعَ التَّوْرَاةَ عَلَيْهَا، ثُمَّ قَالَ: «آمَنْتُ بِكِ وَبِمَنْ أَنْزَلَكِ» ثُمَّ قَالَ: «ائْتُونِي بِأَعْلَمِكُمْ»، فَأُتِيَ بِفَتًى شَابٍّ، ثُمَّ ذَكَرَ قِصَّةَ الرَّجْمِ، نَحْوَ حَدِيثِ مَالِكٍ، عَنْ نَافِعٍ

"Sekelompok orang Yahudi datang kepada Rasulullah shalallahu’alahi wassalam. Mereka mengundang Nabi untuk ke daerah Quf (suatu daerah yang ada di Madinah). Kemudian Nabi shalallahu’alahi wassalam mendatangi mereka di Baitul Midras (tempat yang digunakan orang Yahudi untuk mengkaji kitab Taurat). Mereka kemudian mengadu kepada Nabi. ‘wahai Abul Qasim, sesungguhnya seorang laki-laki di antara kami ada yang berzina dengan wanita, maka jelaskanlah tentang hukumnya kepada mereka.

Orang-orang yahudi ini kemudian meletakkan sebuah bantal untuk Rasulullah shalallahu’alahi wassalam. Beliau pun lalu duduk di situ. Nabi berkata ‘Ambilkan aku Taurat.’ Taurat pun diserahkan kepada Nabi. Lalu beliau melepaskan kasur duduk yang berada di bawahnya.

Nabi lalu mengganti dengan meletakkan taurat di atas kasur tersebut. Lalu Nabi mengatakan kepada Taurat itu dengan pernyataan ‘Aku iman kepadamu dan iman kepada Tuhan yang menurunkanmu.’ Lalu beliau bersabda : ‘Tolong datangkan kepadaku orang yang paling mengerti (tentang Taurat) di antara kalian. Nabi didatangkan seorang pemuda. Ia membaca taurat tersebut dengan mengisahkan tentang rajam.” (HR. Abu Dawud)

Sisi pendalilannya adalah jika kepada  kitab Taurat yang mana isinya sudah bercampur antara wahyu Allah dengan adanya sisipan perkataan manusia di dalamnya Rasulullah  demikian memuliakannya, lalu bagaimana lagi dengan kitab suci yang terjaga dan murni isinya seperti al Qur’an.

Riwayat yang kedua disebutkan bahwa ada seseorang yang menulis di lantai tulisan yang mengandung dzikir atau menyebut nama Allah, maka rasulullah bertanya siapa orang yang telah menulisnya. Ketika disebutkan pelakunya, Rasulullah kemudian bersabda :

لَعَنَ اللَّهُ مَنْ فَعَلَ هَذَا، لَا تَضَعُوا ذِكْرَ اللَّهِ فِي غَيْرِ مَوْضِعِهِ

 “Allah akan melaknat pelakunya. Jangan kalian meletakkan tulisan yang mengandung penyebutan kepada Allah bukan pada tempatnya.”[6]

Disebutkan juga bahwa anak dari sayidina Umar bin Abdul Aziz menulis sesuatu yang mengandung nama Allah di lantai, maka beliau memukulnya.”[7]

Kesimpulan

Meletakkan mushaf al Qur’an di atas lantai adalah perbuatan yang buruk dan tidak beradab terhadap syiar-syiar agama. Hukumnya haram menurut sebagian ulama, dan makruh menurut ulama yang lainnya. Wallahu a’lam



[1] Majmu’ Syarh al Muhadzdzab (2/71)

[2] Tuhfatul Muhtaj (1/155)

[3] Hasyiah al Bujairami (1/376)

[4] Nihayatul Muhtaj (1/128)

[5] Fathul ‘Aliy (2/360)

[6] Al Mashahif hal. 448

[7] Ibid

0 comments

Post a Comment